Perlu Diketahui Bahaya Cakaran Kucing, Khususnya Bagi Pencinta Kucing

Perlu Diketahui Bahaya Cakaran Kucing, Khususnya Bagi Pencinta Kucing

ilustrasi kucing --

Radarindramayu.id, JAKARTA -Bagi orang pecinta hewan, terumtama orang yang memutuskan untuk memelihara kucing, maka salah satu risiko yang harus ditanggungnya adalah risiko kena cakaran kucing.

Disaat tercakar kucing, rasanya mungkin tidak sesakit yang dikira orang.

Namun efeknya ketika dibiarkan, dapat menyebabkan luka bernanah, selain luka yang memerah, membengkak dan terasa panas.

Berdasarkan penjelasan dr. Riza Marlina, bekas luka cakaran kucing adalah sesuatu yang tidak boleh dibiarkan begitu saja.

BACA JUGA:Hadir di Rekonstruksi, Bharada E dalam Pengawalan Ketat di TKP

“Keluhan cakaran kucing dapat menimbulkan luka. Jika tidak ditangani dapat menyebabkan infeksi,” kata dr. Riza Marlina seperti dikutip radarindramayu.id dari Alodokter.

“Di mana infeksi ini menyebabkan demam, pembesaran kelenjar getah bening dan terbentuknya benjolan yang berisi air atau nanah di luka cakaran,” tambahnya.

Dan ketika luka cakaran kucing sudah membengkak atau berubah menjadi benjolan pada kulit, maka tidak ada alasan untuk sesegera mungkin mencari pertolongan dokter.

“Kondisi ini sudah mengarah ke infeksi yang sebaiknya ditangani langsung oleh dokter ya,” ujarnya menyarankan.

BACA JUGA:Polisi Amankan Dua Pengedar Upal asal Indramayu

Akan tetapi jika Anda terpaksa mengatasinya secara mandiri di rumah, berikut tips dari dr. Riza Marlina:

•    Kompres benjolan dengan air hangat setidaknya 10 menit ulangi 2-3 kali sehari

•    Lalu Anda bisa oleskan salep antibiotik. Umumnya salep ini sebaiknya didapatkan dari resep dokter. Jadi sebaiknya saran saya anda menemui dokter secara langsung.

•    Untuk mengatasi nyeri anda bisa konsumsi paracetamol.

BACA JUGA:Rizki Pimpin IPHI Indramayu, Pemda Ajak Berkolaborasi

Parasit yang Dibawah Kucing Bahaya untuk Ibu Hamil

Anda sedang hamil namun memiliki hewan peliharaan di rumah, dalam hal ini kucing.

Pertanyaannya, apa risiko yang Anda hadapi ketika hamil, dengan keberdaan kucing di rumah Anda?

Menurut dr. Caroline, pada dasarnya boleh-boleh saja memelihara kucing, meski sedang hamil, akan tetapi dengan syarat.

"Ibu hamil tidak masalah berdekatan dengan kucing atau hewan peliharaan lainnya selama kucing tersebut terawat, sehat, dan bersih," kata dr. Caroline seperti dikutip radarindramayu.id dari Alodokter.

Yang perlu diwaspadai dari kucing, lanjut dr. Caroline, adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh fesesnya yang mengandung parasit.

"Apabila ibu hamil memelihara kucing sebaiknya berhati-hati ketika membersihkan kotoran kucing karena berisiko terkena parasit Toxoplasma gondii yang menyebabkan toxoplasmosis," ujar dr. Caroline mengingatkan.

Tidak hanya berisiko akan kontak langsung poop kucing, bulu kucing yang sempat terpapar kotorannya sendiri, memiliki risiko yang membahayakan janin.

BACA JUGA:Milad Ke-4, Patokjati Makin Solid

Dr. Caroline menambahkan, bahaya poop kucing yang dimaksud di sini, adalah risiko bayi lahir dengan gangguan seperti masalah retina mata, hidrosefalus, pembesaran hati dan limpa.

Pada kasus yang parah, toxoplasmosis dapat menyebabkan bayi lahir prematur, hingga keguguran.  

Sebab itu juga, mereka yang memiliki kucing di rumah, disarankan untuk memeriksakan kondisi mereka ke dokter spesialis obstetri ginekologi.

Di sini, dokter akan melakukan pemeriksaan TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus, Sifilis), untuk memastikan kondisi ibu hamil.

BACA JUGA:Go Darling, Bentuk Kepedulian Pertamina Bersama Masyarakat Dalam Menghadapi Krisis Iklim

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: