Koalisi Gerindra-PKB Berpeluang Menang di Pilpres 2024. Ini Alasannya

Koalisi Gerindra-PKB Berpeluang Menang di Pilpres 2024. Ini Alasannya

Prabowo dan Muhaimin Iskandar saat menghadiri acara penandatanganan kerjasama kedua partai menuju Pilpres 2024, beberapa waktu lalu-@gerindra-

Radarindramayu.id, JAKARTA -- Koalisi Gerindra-PKB yang akan mengusung Prabowo dan
Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024 dinilai memiliki peluang besar untuk menang.

"Partai Gerindra-PKB adalah kekuatan besar memenangkan pilpres 2024. Penilaian ini
didasarkan atas beberapa pertimbangan," kata Direktur Eksekutif FIXPOLL Indonesia,
Mohammad Anas RA, di ruang kerjanya di Wisma Lumbini Tomang, Jakarta,20 Agustus 2022
sebagaimana dilansir fajar.co.id.

"Pertimbangan pertama, kekuatan personal Prabowo. Dari sekian nama capres yang kami
potret saat melakukan survei, Prabowo Subianto mendapat elektoral signifikan di top of
mind. Beliau figur yang berpengalaman dalam pertarungan pilpres dibandingkan figur lain
dan Prabowo lebih matang berkompetisi di pilpres 2024" paparnya.

Anas mengungkapkan, tercatat Prabowo telah dua kali maju sebagai capres dan satu kali
sebagai cawapres sehingga namanya telah tertanam dibenak masyarakat.

BACA JUGA:Setelah Putri Candrawathi Ikut Jadi Tersangka Susul Ferdy Sambo, Bagaimana Nasib Anak-anak Mereka?

"Berdasarkan pengalaman tersebut, tentu Prabowo sudah memahami dengan sangat baik peta
pertarungan pilpres dari masa ke masa. Namanya juga selalu muncul dalam tiga besar capres
yang paling berpeluang menang di pilpres 2024, bahkan sering berada di posisi puncak,"
tambah Anas.

Meski popularitas dan elektabilitas signifikan, lanjut Anas, Prabowo Subianto perlu menjaga
ritme politiknya agar elektabilitasnya tetap kuat hingga pilpres 2024.

Yakni dengan tetap melakukan kerja politik yang terukur. Sebab tiap momentum menghadirkan
kompetitor berbeda dan iklim politik berbeda yang akan mempengaruhi perilaku pemilih.

Dari sisi finansial, ujar Anas, bisa disebut Prabowo memiliki kesiapan finansial untuk
bertarung dalam pilpres. Hal ini wajar karena Prabowo sendiri telah lama terjun dalam dunia
bisnis. Ia juga memiliki jaringan bisnis yang kuat, sehingga bila saatnya finansial dibutuhkan
maka ia selalu siap. Cost politik Prabowo selalu tersedia.

"Kedua, koalisi Gerindra - PKB adalah saling melengkapi dimana Gerindra memiliki basis suara
pemilih nasionalis, sementara PKB merupakan kantong suara pemilih nahdhiyin yang jumlahnya sangat
besar. Sebab Prabowo Subianto selama maju Capres 2014 dan 2019 basis suara nahdhiyyin belum
dikelola dengan baik" ungkapnya.

Disamping itu, Gerindra dan PKB juga memiliki kader yang saat ini menjabat sebagai kepala daerah
pada berbagai kabupaten/kota di Indonesia. Kepala daerah tentu punya power besar untuk mempengaruhi
suara dalam pilpres. Bila semua kepala daerah dari kedua kader partai aktif bergerak dalam pilpres
di teritorialnya, maka akan mendatangkan keuntungan suara yang besar bagi koalisi Gerindra-PKB.

"Kalangan nasionalis dan nahdiyin sebagai basis suara kedua partai, bila digabungkan akan menjadi
lumbung market suara yang sangat potensial. Tentu dengan catatan kedua partai harus bisa menjaga
basis suaranya agar Pemilih Gerindra-PKB sesuai selera capres-cawapres yang di usung," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: