Aksi Bela Palestina Bakar Simbol Israel

Aksi Bela Palestina Bakar Simbol Israel

INDRAMAYU-Ratusan massa dari sejumlah eleman organisasi di Kabupaten Indramayu, baik pria maupun wanita, hingga anak-anak melakukan aksi dukungan untuk Palestina. Dengan mengenakan pakaian dominan warna putih dengan atribut bendera Palestina, mereka mengecam serangan Israel yang telah banyak menelan korban orang tak berdosa, Jumat (21/5).

Mereka melakukan longmarch dari titik kumpul di Sport Center menuju DPRD Indramayu. Di depan gedung DPRD Indramayu, mereka melakukan orasi secara bergantian, sambil membentangkan spanduk maupun poster bernada kecaman terhadap kebiadaban Israel.

Dalam aksi tersebut mereka menginjak-injak spanduk bergambarkan simbol negara Israel, bahkan membakarnya. Ini sebagai bentuk kekesalan mereka atas aksi semena-mena Israel. Tampak Ketua DPRD Indramayu, H Syaefudin SH, juga berbaur dengan mereka, dengan kawalan ketat angota kepolisian Polres Indramayu.

“Israel itu sangat biadab sekali dan harus kita lawan. Sudah banyak korban berjatuhan, termasuk anak-anak yang tidak berdosa,” ujar Agung Mardianto, salah seorang orator.

Hal senada juga disampaikan peserta aksi lainnya, Ela Sopiah. Ia mengatakan, pada hari ini sejumlah komunitas di Kabupaten Indramayu yang bersatu membela Palestina. Termasuk kaum wanita muslim.

Melalui aksi tersebut mereka ingin menunjukan kepedulian sesama umat muslim terkait kondisi yang dihadapi Palestina saat ini. “Selain melakukan aksi unjukrasa, kami juga melakukan penggalangan dana sebagai bentuk kepedulian dengan saudara kita di Palestina,” tuturnya.

Peserta aksi lainnya, Ibrahim Shaleh mewakili Majlis Ta’lim Gabungan mengungkapkan, tentang konflik Palestina-zionis Israel ini mau tidak mau harus melihatnya dalam dua perspektif. Pertama, ini merupakan persoalan besar yang dihadapi umat Islam karena di Palestina terdapat Al-quds yang merupakan kota suci umat Islam, kiblat pertama, tempat Rasulullah isra mikraj, tanah yang diberkahi, dan negrinya para nabi. “Maka Palestina harus dikembalikan kepada umat Islam sebagaimana sebelum pencaplokan oleh Zionis Israel pada tahun 1948. Selama dikuasai umat Islam, Palestina menjadi kota suci semua agama samawi (bersama Kristen dan Yahudi) dan hidup berdampingan,” tuturnya.

Kedua, lanjut Ibrahim, ini merupakan isu kemanusiaan. Menurutnya, sudah berulang kali zionis secara bertahap menggerogoti tanah Palestina dan mengusir para pemukim sah warga Palestina. Termasuk dalam konflik terakhir yang terjadi pada pekan terakhir Ramadan lalu, dimana 50 warga asli Palestina yang sah diusir dari pemukiman Syekh Jarrah yang tidak jauh dari Masjidil Aqsa.

Kemudian, disitu ditempatkan imigran ilegal Yahudi dipersenjatai untuk menghadapi warga Palestina.

“Ini merupakan upaya masif dan sistemik untuk mengusir semua warga Palestina dan menguasai Masjidil Aqsa. Satu-satunya negara terjajah di era modern seperi Palestina harus dibebaskan,” tegasnya.

Ibrahim menambahkan, Indonesia harus lebih menguatkan perannya dalam upaya mewujudkan perdamaian di Palestina dan menghentikan penjajahan, sebagaimana spirit yang telah ditorehkan Soekarno dalam membela Palestina. Sedangkan bagi umat Islam, upaya bantuan dilakukan dengan doa, donasi, dan opini. “Ketiga hal tersebut harus dilakukan secara masif agar berdampak besar bagi Palestina,” tandasnya. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: