Porsadin untuk Perkokoh Pendidikan Santri MDTA

Porsadin untuk Perkokoh Pendidikan Santri MDTA

INDRAMAYU-Dewan Pimpinan Anak Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPAC FKDT) Haurgeulis sukses menggelar Pekan Olah Raga dan Seni Antar Diniyah (Porsadin) ke III, Sabtu (30/10).

Sebanyak 559 peserta dari 43 Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) ikut serta dalam even yang memperlombakan 7 cabang mata lomba itu.

Yakni lomba puisi Islami, pidato bahasa Indonesia, cerdas cermat, kaligrafi, qiratul kitab safinah, tahfiz juz \'amma dan atletik 100/80 meter.

Ketua DPAC FKDT Haurgeulis, Muhammad Ali Nurhidayat SAg MA menjelaskan Porsadin ke-III tingkat Kecamatan Haurgeulis ini sebagai sarana seleksi mempersiapkan kafilah pada gelaran yang sama di tingkat Kabupaten Indramayu yang akan berlangsung pada 14 November mendatang di Islamic Center Indramayu.

Namun yang lebih penting lagi, lanjutnya, Porsadin menjadi ajang silaturahmi sekaligus mengasah potensi diri santri dari berbagai mata lomba yang dianggap mampu merangkum proses kegiatan belajar mengajar di MDTA.

“Melalui Porsadin ini menjadi event untuk mengembangkan potensi santri MDTA dalam rangka memperkokoh pendidikan karakter menuju Indramayu Bermartabat,” jelasnya.

Sementara itu, Camat Haurgeulis Rory Firmansyah SSTP MSi memberikan apresiasi atas dilaksanakannya Porsadin ke III. Ia meminta para peserta dapat mengikuti lomba dengan semangat. “Ajang Porsadin ini sebagai pembuktian pada publik bahwa santri-santri Madrasah Diniyah juga bisa berprestasi di bidang seni dan olah raga,” katanya.

Ia menyatakan, Pemkab Indramayu sangat peduli dan memperhatikan perkembangan MDTA. Sebab, Madrasah Diniyah Takmiliyah adalah salah satu tempat terbaik untuk membangun pendidikan karakter anak didik usia dini.

Hal itu dibenarkan Ketua DPC FKDT Indramayu, H Carmin MPdI. Ia mengungkapkan Pemkab Indramayu memberikan perhatian penuh kepada ustad-ustadah MDTA dengan memberikan BPD sebesar Rp300 ribu per bulan.

Carmin menambahkan, kedepan kurikulum MDTA di Kabupaten Indramayu akan terus disempurnakan.

Melalui penambahan pelajaran muatan lokal qirotul kitab safinah dan pembelajaran dengan menggunakan bahasa Pegon. Sehingga akan menjadi ciri khas MDTA yang berbeda dari pendidikan keagamaan lainnya. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: