Harga Rajungan Terus Merosot

Harga Rajungan Terus Merosot

ilustrasi rajungan--

Radarindramayu.id, PATROL-Nelayan tradisional di Pesisir Pantai Utara Desa Bugel-Sukahaji, Kecamatan Patrol lagi gundah gulana. Gegaranya harga rajungan tak kunjung membaik. Malah terus merosot. Kini di kisaran Rp30-35 ribu per kilogram.

Sebulan lalu, harganya masih bertengger di Rp40-60 ribu sekilo. Itupun harganya sudah anjlok seanjlok-anjloknya dibanding saat pasca hari raya Idul Fitri lalu yang bertengger di harga Rp100-105 ribu per kilogram.

Seolah hidup segan, mati tak mau. Nelayan di dua desa bertetangga itu sulit menentukan pilihan. Antara turun jangkar atau tetap terus melaut. Resiko keduanya sama-sama tidak mengenakkan.

“Sudah tiga bulan ini nelayan kami lagi dilema. Pilih menganggur tak mendapatkan penghasian. Kalau berangkat hasil yang didapat tidak sebanding dengan modal melaut maupun tenaga yang dikeluarkannya. Karena harga rajungan lagi benar-benar jatuh,” kata Ketua TPI Desa Sukahaji, H Thamrin kepada Radar Indramayu, Senin (25/7).

BACA JUGA:Patroli, Sita Puluhan Motor Knalpot Bising

Sampai dengan saat ini, pihaknya belum mengetahui kenapa harga rajungan tak kembali normal. Yang dia tahu, para pengepul yang sebagian besar dari wilayah Cirebon tak lagi menerima hasil tangkapan rajungan nelayan sejak tiga bulan lalu.

Dari pengepul, rajungan selanjutnya dijual ke pabrik untuk kemudian diekspor ke luar negeri. “Selama ini rajungan untuk pasar ekspor. Jarang untuk lokal, karena harganya lebih rendah,” ujarnya.

Dengan kondisi ini, para nelayan terpaksa melempar hasil tangkapan rajungan ke pasar lokal dengan harga seadanya. Seperti menjualnya kepada para penjual eceran atau pengepul lokal.

Thamrin berharap pemerintah segera turun tangan. Apalagi dari kabar yang diterimanya Presiden Jokowi lagi kunjungan kerja ke luar negeri. Salah satunya ke China yang menjadi salah satu negara penyerap berbagai komoditas seafood terbesar dari Indonesia.

 “Harapan kami sih, supaya pemerintah bisa membuka lagi keran ekspor rajungan ke luar negeri. Supaya harganya bisa naik dan pendapatan nelayan meningkat. Kalau dengan harga yang anjlok sekarang, buat nutup biaya operasional saja tak cukup,” tandasnya.

BACA JUGA:Ratusan Siswa SD Melukis Topeng, Panitia Ingin Kenalkan Seni dan Budaya Lokal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: