Blok Cigeureung Zona Merah PMK, 33 Ekor Sapi Terpapar

Blok Cigeureung Zona Merah PMK, 33 Ekor Sapi Terpapar

CEGAH PENULARAN: Posko darurat PMK di Blok Cigeureung Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur sudah berjalan sejak tiga hari yang lalu menyusul ditemukannya kasus 33 ekor sapi perah terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).-M.Taufik-Radarkuningan.com

Radarindramayu, KUNINGAN - Penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi di Kabupaten Kuningan semakin meluas. Terparah terjadi di daerah sentra ternak sapi perah Blok Cigeureung, Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur. Di lokasi itu ditemukan 33 ekor sapi terpapar sehingga ditetapkan sebagai zona merah PMK.

Untuk mencegah penularan semakin meluas, warga pun kini membangun Posko Darurat PMK di gerbang pintu masuk pemukiman sekaligus kawasan peternakan dengan populasi sapi mencapai 2.000 ekor tersebut.

Tampak sejumlah warga berjaga di posko tersebut lengkap dengan sprayer disinfektan yang siap disemprotkan ke setiap kendaraan maupun warga yang masuk daerah tersebut.

"Sudah tiga hari kami bersiaga di posko darurat PMK. Setiap kendaraan yang masuk kita semprot dengan disinfektan sebagai antisipasi penyebaran PMK. Meski penyakit ini tidak menular kepada manusia, namun kita bisa menjadi pembawa penyakit tersebut kemudian menularkan kepada sapi-sapi yang lain," ungkap Prasetyo selaku perwakilan peternak di Blok Cigeureung kepada Radar Kuningan, Senin (23/5).

BACA JUGA:H Sondani Cirebon, Kisahnya Diikuti H Romansyah dari Subang

BACA JUGA:Bangun Gudang Beku Baru di TPI Karangsong

Prasetyo mengatakan, keberadaan posko darurat PMK tersebut dibangun setelah ditemukannya kasus sejumlah sapi ternak milik warga mengalami gejala mirip PMK. Bahkan jumlahnya cukup banyak hingga ada satu ekor yang terpaksa harus dipotong karena kondisinya terbilang cukup parah.

"Untuk memastikannya memang harus dilakukan cek laboratorium, namun melihat gejala sakitnya sangat mirip PMK. Yang paling jelas terlihat adalah dari mulut sapi keluar air liur dan berbusa serta tidak nafsu makan.

Sampai ada satu ekor sapi sedang bunting kondisinya cukup parah sampai tidak kuat berdiri sehingga terpaksa harus dipotong," ungkap Prasetyo.

BACA JUGA:Minta Solusi Atasi Banjir Rob, Rendam Ribuan Rumah hingga Tempat Publik

BACA JUGA:Kakek Menikah dengan Gadis 19 Tahun di Subang, Segini Mas Kawinnya

Akibat serangan wabah PMK tersebut, lanjut Prasetyo, praktis sangat berdampak pada kelangsungan usaha para peternak. Pasalnya, sapi perah yang terpapar menyebabkan menurunnya produksi susu hingga 50 persen lebih bahkan ada yang sampai tidak mengeluarkan susu.

"Misalkan pada kondisi normal, seekor sapi perah bisa menghasilkan sedikitnya 15 liter susu per hari tapi sekarang paling hanya 5 liter saja. Bahkan kalau kondisi sakitnya parah bisa tidak produksi sama sekali," ujar Prasetyo.

Sementara itu, Kepala UPTD Puskeswan Kuningan Jhon Nais menyebutkan, data terbaru jumlah sapi perah di Blok Cigeureung yang terpapar PMK mencapai 33 ekor. Adapun kondisinya, kata dia, sebagian besar sudah mulai membaik yang ditandai dengan sapi tersebut mau makan dan suhu tubuhnya berangsur turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarkuningan.com