Petani Keluhkan Harga Gabah

Petani Keluhkan Harga Gabah

HARGA RENDAH: Aktivitas petani saat menjemur gabah, kemarin. Mereka berharap harga gabah ada kenaikan.-ANANG SYAHRONI-

INDRAMAYU-Meski panen raya baru berakhir sepekan yang lalu, harga gabah di tingkat petani tidak lebih baik. Bahkan, harga gabah dinilai petani masih jauh dari harapan mereka.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu H Sutatang kepada Radar Indramayu, kemarin.
Menurutnya, harga gabah setiap musim panen raya sangat jauh dari harapan petani, yang tidak sebanding dengan biaya produksi yang terus mengalami kenaikan.

“Perlu ada perubahan kenaikan harga gabah tingkat petani, karena selama ini petani tidak bisa menentukan harga gabah, pasar yang menentukan, sehingga ketika harga rendah petani tidak bisa berbuat apa-apa, karena faktor kebutuhan juga,” ujarnya.

Diungkapkan, pria yang akrab disapa Tatang ini, untuk harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani saat ini ada pada kisaran Rp3.800-Rp4.200 per kilogram.

BACA JUGA:Kaus Oblong

BACA JUGA:Jadi UMKM Ramah Lingkungan, Klaster Usaha Binaan BRI Purun Eco-Straw Mendapat Apresiasi di Sidang Umum PBB

Sedangkan harga Gabah Kering Giling (GKG) berada pada di kisaran Rp5.000 sampai Rp5.200 per kilogran. Sementara, untuk varietas lokal, harga GKG sebesar Rp4.500 per kilogram, dan bisa rendah lagi. Hal itu, kata Tatang, sangat dikeluhkan petani.

“Ya bila dibandingkan biaya produksi tidak sebanding sehingga perlu adanya kenaikan harga. Jika ingin petani kita sejahtera harga GKP Rp5.000 per kilogram dan GKG Rp7.000 per kilogram,” jelasnya.

Namun, lanjut Tatang, dengan dinaikkannya harga gabah akan berdampak pada naiknya harga beras di pasaran. ”Minimalnya pemerintah bisa menaikan HPP gabah yang disesuaikan dengan biaya produksi para petani, agar ada keseimbangan antara harga gabah dan biaya produksi,” ujarnya.

BACA JUGA:Tingkatkan Skill Berkendara, Komunitas Honda Cirebon Ikuti Pelatihan Safety Riding

BACA JUGA:Diketahui Hamil, Dea Onlyfans Tetap Hadapi Proses Hukum

Sementara itu, Rudi (36) mengatakan, biaya produksi pertanian seperti sarana produksi pertanian setiap tahun terus mengalami peningkatan. Akan tetapi, lanjut Rudi, kenaikan biasa produksi tidak dibarengi dengan naiknya harga gabah saat panen raya.

“Bayar tenaga saat panen juga mengalami kenaikan, belum lagi sewa alat panen. Sayangnya harga gabah cenderung tetap tapi rendah harganya untuk gabah kering panen. Semoga bisa ada solusi agar harga gabah bisa naik petani bisa sejahtera,” ujarnya.  (oni)

BACA JUGA:Harum Bina Wisata Manjakan Calon Jamaah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarindramayu