Silaturahmi Lebaran, Masyarakat Agar Perhatikan Kelompok Rentan Covid-19

Silaturahmi Lebaran, Masyarakat Agar Perhatikan Kelompok Rentan Covid-19

--

Radarindramayu - Pelonggaran pembatasan mendorong masyarakat melakukan mobilitas dengan lebih intens.  Bahkan pada masa Lebaran 1443 H ini, sebanyak 85.5 juta orang melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman.

Silaturahmi dan halal bi halal saat momen Lebaran yang sebentar lagi sulit terhindarkan. Apalagi masyarakat telah dua tahun tak bertemu dan ingin melepas rindu bersama keluarga.

Namun, masyarakat masih perlu waspada dan hati-hati, karena di sekitar kita masih ada kelompok rentan yang memiliki risiko tinggi dan merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menjaga dan melindungi mereka.

BACA JUGA:Supaya Dapat Pinjaman Bank, Elon Musk Janji Pangkas Biaya Twitter Termasuk PHK

“Pada masa minggu depan ini ketemu dengan keluarga, orang yang kita tuakan, orang (kategori) kelompok rentan. Mungkin kalau kita menilai diri kita yang hanya merasakan gejala ringan, tapi belum tentu pada orang kelompok rentan atau anak-anak yang belum vaksin.

Kelompok rentan yang memiliki penyakit komorbid atau penyakit kronis yang sudah dimiliki, dan penyakit itu tidak terkontrol bisa dibayangkan jika sudah vaksin 1 dan 2 maka akan tetap ada potensi sakit dan harus dirawat.” kata Ketua tim Pokja Penyakit infeksi Emerging RSPI Sulianti Saroso, dr. Pompini Agustina S, Sp.P(K) dalam diskusi virtual, Kamis (28/4).

Diketahui, per tanggal 26 April 2022 data kasus aktif sebanyak 9.739 kasus.  Dari data tersebut sebanyak 1.880 orang masih dirawat di rumah sakit, dan sekitar 7000 orang berada rumah melakukan isolasi mandiri.

BACA JUGA: Rekayasa Lalu Lintas Cirebon Hari Ini, Mulai Diberlakukan dari Arah Jakarta via Gunungjati

Dalam kondisi seperti ini jika tidak melakukan protokol Kesehatan dengan ketat, artinya ada 7000 orang yang masih dalam kondisi terinfeksi, dan bisa saja merupakan orang tanpa gejala.

Pompini juga mengingatkan, bahwa saat ini masih dalam kondisi pandemi, dan peluang virus untuk bermutasi dan mengalami perubahan akan selalu terjadi.

Jika seseorang terinfeski, maka virus ini akan masuk ke dalam tubuh, dan menginfeksi. Maka, kesempatan virus ini adalah mengalami mutasi atau perubahan, karena SARS-Cov-2 ini adalah virus RNA yang mudah sekali mengalami perubahan.

“Jadi protokol kesehatan dan vaksinasi merupakan tindakan preventif agar tidak ada tempat atau orang yang menjadi sumber virus untuk berkembang biak,” pungkasnya.(rmol)

BACA JUGA:Arus Mudik, Kendaraan Ramai Lancar di Tol Palimanan Kanci

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: