'Jujur Peluangnya Kecil', Shin Tae yong Buka Suara Soal Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia

'Jujur Peluangnya Kecil', Shin Tae yong Buka Suara Soal Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia

'Jujur Peluangnya Kecil', Shin Tae yong Buka Suara Soal Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia-radarindramayu-radarindramayu.id

RADARINDRAMAYU.ID - Setelah resmi turun dari masa jabatannya sebagai pelatih Timnas Indonesia pada akhir 2024 lalu, Shin Tae-yong rupanya masih menunjukkan perhatian besar terhadap masa depan Skuad Garuda.

Meski tak lagi memegang kendali di pinggir lapangan, pelatih asal Korea Selatan ini tetap memberikan pandangannya terkait peluang Indonesia menembus Piala Dunia.

Dalam hasil podcast yang dilansir dari detiksport, Coach Shin tidak ragu menyampaikan analisis objektifnya.

Menurutnya, perjalanan menuju Piala Dunia bukanlah misi yang mudah bagi Timnas Indonesia, apalagi dengan berbagai faktor yang masih menjadi hambatan. 

BACA JUGA:'Terlalu Banyak Pemain Abroad', Shin Tae-yong Cuma Yakin 30 Persen Timnas Indonesia Lolos Pildun, Kenapa?

Ia bahkan menegaskan bahwa keyakinannya terhadap peluang tersebut berada di angka yang terbilang kecil.

"Kalau boleh jujur, peluangnya enggak sampai 30 persen, mungkin penggemar (timnas) Indonesia gak setuju sama pendapat saya, tapi ini pendapat saya secara objektif," ungkap STY yang diterjemahkan oleh Jeje.

Pernyataan ini langsung memicu beragam reaksi dari publik sepak bola tanah air, sebagian menganggapnya realistis, sebagian lagi merasa terlalu pesimis.

Shin Tae-yong menjelaskan bahwa masalah terbesar justru terletak pada aspek stamina pemain. Mayoritas pemain inti Timnas Indonesia saat ini berkarier di luar negeri, khususnya Eropa.

BACA JUGA:Lolos ke ACL 2, Ini Calon-calon Lawan Persib, Ada Klub-klub Elite Asia Timur hingga Tim Mewah ASEAN Menanti!

Kondisi tersebut membuat proses pemanggilan dan persiapan tim sering terganggu oleh bentroknya jadwal klub dan agenda tim nasional. Alhasil, kesempatan untuk berlatih bersama menjadi sangat terbatas, bahkan sering kali tidak ideal.

Menurut STY, kelelahan para pemain tidak hanya berasal dari padatnya jadwal, tetapi juga perjalanan panjang menuju lokasi pertandingan.

“Karena pemain inti Timnas Indonesia adalah pemain abroad, dan mereka begitu terbang ke Arab Saudi harus tanding dua hari berikutnya, maka ga ada waktu untuk pulihin stamina dan latihan bareng. Jadi rugi dari segi stamina,” jelasnya.

Situasi ini berbeda jauh dengan negara-negara pesaing seperti Arab Saudi dan Qatar.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait