Punya Stok Melimpah, Kementrian Pertanian Siap Ekspor 2.000 Ton Beras ke Malaysia Sebelum Akhir Tahun!

Punya Stok Melimpah, Kementrian Pertanian Siap Ekspor 2.000 Ton Beras ke Malaysia Sebelum Akhir Tahun!

Kementrian Pertanian rencanakan ekspor beras 2.000 ton ke Malaysia-Pinterest-radarindramayu.id

RADARINDRAMAYU.ID - Kementerian Pertanian (Kementan) Indonesia menyatakan kesiapannya untuk ekspor beras konsumsi ke Malaysia sebanyak 2.000 ton per bulan, menjawab permintaan importir Negeri Jiran sambil tetap menjaga ketersediaan stok dalam negeri.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, usai meninjau gudang Bulog di Karawang, Jawa Barat, Kamis (15/5/2025).

Langkah ini diambil berdasarkan instruksi langsung Presiden Prabowo Subianto untuk mengeksploitasi surplus beras nasional sekaligus memperkuat posisi tawar Indonesia di pasar global pangan.

“Presiden sudah memberi restu; intinya, manakala diperlukan, kita siap,” ujar Sudaryono. Meski belum dirinci jadwal pengiriman perdana, pemerintah tengah merumuskan teknis alokasi cadangan beras yang bisa disalurkan.

BACA JUGA:Berapa Angsuran Untuk KUR BSI Rp50 Juta? Cek Skema Pinjaman Modal Usaha 100% Halal Berikut Ini!

Sebelum berubah haluan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman sempat menolak permintaan impor beras Malaysia pada akhir April 2025.

Amran menegaskan bahwa pemerintah harus menjaga cadangan beras domestik terlebih dahulu untuk mengantisipasi fluktuasi pasokan dan harga pangan.

“Untuk sementara kami menjaga stok dulu. Kita lihat iklim, jangan sampai tidak bersahabat,” ucapnya usai pertemuan dengan Menaker Malaysia pada 22 April 2025.

Kementan mencatat cadangan beras pemerintah (CBP) per 4 Mei 2025 telah mencapai 3,5 juta ton, dengan kualitas 99,9 % layak konsumsi.

BACA JUGA:Dapatkan Pinjaman KUR BSI Rp50 Juta Tanpa Jaminan, Cicilan Ringan Mulai Rp290 Ribuan, Cocok Buat UMKM Pemula!

Hanya 0,1 % stok yang mengalami penurunan mutu, jauh di bawah ambang batas risiko pangan nasional.

Dengan kelebihan stok semacam ini, alokasi 2.000 ton per bulan dinilai masih aman tanpa mengganggu program stabilisasi harga dan distribusi dalam negeri.

Wakil Menteri Sudaryono menuturkan bahwa pemerintah telah berkomunikasi intens dengan calon importir di Malaysia untuk menyusun skema pengiriman, mulai dari penentuan kualitas beras (medium, premium), mekanisme pembayaran, hingga pengaturan logistik pelabuhan.

“Sekarang masih dalam pembahasan teknis. Kami hitung berapa yang bisa dialokasikan tanpa mengganggu stok domestik,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait