AWALNYA soal krisis minyak goreng ini saya anggap sudah selesai: lewat BLT (bantuan tunai langsung). Yang tidak mampu membeli diberi uang: Rp 300.000 untuk tiga bulan. Saya pun memuji putusan BLT-Migor itu.
Ternyata BLT bukan langkah pemungkas. Itulah yang membuat saya wow-wow-wow ketika melihat Presiden Jokowi membuat keputusan sapujagad. Dengan cara yang demonstratif: lewat rekaman video pendek itu –satu menit.
Yang diucapkan beliau sendiri. Yang dirilis oleh Istana sendiri.
Yang berisi kejutan besar: larangan ekspor total minyak sawit –”sampai minyak goreng di dalam negeri melimpah”.
Saya anggap itu keputusan sapujagad karena membereskan semua hal yang tidak bisa beres: DMO, PMO, HTE, dan peraturan apa pun sebelumnya.
Itu mirip ”doa pendek” yang dianggap mengatasi semua aneka doa panjang yang macam-macam isinya: “Selamatkanlah kami dunia akhirat”. Anda hafal bahasa Arabnya: Rabbana atina fid dunya hasanah… “.
Itulah yang di pesantren dikenal sebagai ”doa sapujagad”. Untuk apa memanjatkan banyak doa nan panjang kalau intinya bisa dibuat pendek seperti itu. Baca selengkapnya di Disway.id, KLIK DI SINI.