Usir Burung dengan Bendera Parpol

Rabu 16-10-2019,16:06 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

INDRAMAYU-Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati Indramayu 2020, bendera-bendera partai politik (parpol) belum bermunculan di jalanan. Tetapi di wilayah Kecamatan Patrol, bendera warna-warni itu kini memenuhi sawah-sawah petani disana. Keberadaannya bukan untuk berkampanye, tapi dimanfaatkan untuk mengusir burung pipit. Seperti terlihat di areal persawahan Desa Arjasari, Selasa (15/10). Ukurannya yang cukup besar, bendera dari sejumlah parpol tampak berkibar di tengah sawah yang tak lama lagi tanaman padinya segera dipanen. Bendera partai itu tampak menonjol diantara ratusan bendera plastik kecil berwarna perak. Yono, salah seorang petani menuturkan, ratusan bendera plastik warna putih yang mengeluarkan cahaya gemerlap itu dapat mengusir hama burung pipit sehingga tak mau hinggap dilahan pesawahan. Sedangkan bendera partai bisa menakuti burung pipit lantaran kibarannya menimbulkan suara cukup keras. “Ternyata cukup efektif. Kita tidak usah cape-cape lagi nungguin tanaman padi,” ucap dia. Padi yang hampir panen merupakan makanan utama burung pipit, sehingga para petani harus menjaganya dari gangguan burung. Biasanya, dia dan para petani lainnya menggunakan orang-orangan sawah untuk menakuti burung. Sementara itu, selain di wilayah Kecamatan Patrol ancaman burung menghantui tanaman padi siap panen di sejumlah desa di wilayah Kecamatan Bongas. Hal ini seiring mulai masuknya musim panen padi disejumlah desa akibat musim tanam yang tidak serentak. Petani setempat Casmar menduga munculnya serangan hama burung ini karena migrasi dari desa lainnya yang saat ini sudah selesai panen. Serangan hama burung terhadap ratusan hektare tanaman padi yang mulai menguning dan siap panen sudah terlihat sejak beberapa hari terakhir. \"Saat ini serangan hama burung pipit dan emprit berkepala putih mulai banyak,\" katanya. Untuk meminimalkan kerugian akibat hama tersebut dia dan petani lainnya membuat orang-orangan, memasang bendera plastik dan suara bunyi-bunyian dari kantong plastik dan kaleng. Sebagian petani juga berusaha menangkap burung itu dengan jaring. Hal ini dilakukan karena belum ada cara yang lebih modern untuk menanggulangi serangan hama burung itu. “Meski kurang efektif namun sedikit membantu,” ujarnya. Burung-burung itu umumnya menyerang tanaman padi secara masal pada pagi dan sore hari. Jika tidak ditunggui, bulir-bulir padi akan ludes dimangsa sehingga tinggal menyisakan batang-batang yang mengering. Hingga sekarang, dia belum bisa menaksir berapa jumlah penuruan produksi gabah akibat serangan hama burung ini. Bapak tiga orang anak ini menuturkan, petani rela menjaga tanaman padinya sepanjang hari lantaran bayang-bayang hasil produksi gabah yang optimal dan harganya yang relatif tinggi. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait