Keputusan ini sempat diragukan banyak pihak, namun justru menjadi bukti kecerdasan taktik dan kepemimpinan Herdman.
Dalam waktu relatif singkat, ia berhasil mentransformasi Kanada menjadi tim yang kompetitif di kawasan CONCACAF.
Hasil paling monumental tentu keberhasilan membawa Kanada lolos ke Piala Dunia 2022, mengakhiri penantian selama 36 tahun.
Keberhasilan tersebut menunjukkan keunggulan utama Herdman: kemampuan membangun tim dari fondasi mental, disiplin, dan identitas permainan yang jelas.
BACA JUGA:Bulog Indramayu bersama Tim Gabungan Pantau Penyaluran Banpang di Jatibarang
Ia dikenal sebagai pelatih yang fokus pada detail, intensitas latihan, serta komunikasi yang kuat dengan pemain.
Pendekatan ini dinilai relevan dengan kondisi Timnas Indonesia yang saat ini dihuni banyak pemain muda dan diaspora dengan latar belakang klub berbeda.
Jika dikaitkan dengan Timnas Indonesia, Herdman berpotensi menjadi figur transformatif.
Pengalamannya mengelola tim dengan sumber daya terbatas, lalu mengoptimalkannya menjadi kekuatan regional, bisa menjadi modal penting.
BACA JUGA:BNN Tutup 2025 dengan Prestasi Besar: Buronan Kelas Kakap Diciduk di Kamboja, 35 Tersangka Diamankan
Indonesia membutuhkan pelatih yang tidak hanya piawai secara taktik, tetapi juga mampu menyatukan perbedaan budaya, gaya bermain, dan ekspektasi publik.
Namun tentu saja, ada tantangan besar yang menanti sepak bola Asia Tenggara memiliki karakter berbeda dengan Amerika Utara maupun Eropa.
Tekanan suporter, ekspektasi media, serta dinamika federasi menjadi faktor yang harus dipahami dengan cepat.
Selain itu, adaptasi dengan kalender kompetisi dan karakter pemain lokal akan menjadi ujian tersendiri bagi Herdman.
BACA JUGA:Tak Bergantung Siapa Pun: Shandy Aulia dan Kisah Perempuan dengan 'Pabrik Uang'Sendiri
Meski demikian, jika rumor ini benar-benar terwujud, penunjukan John Herdman bisa menjadi sinyal kuat bahwa PSSI serius membangun Timnas Indonesia dengan visi jangka panjang.