Prof Stephen Oppenheimer, seorang peneliti dari Inggris, dalam buku terkenalnya “Eden in The East”, juga menyebut bahwa Atlantis bisa jadi berada di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Menurutnya, perubahan iklim global dan bencana alam besar kemungkinan menyebabkan tenggelamnya Atlantis di wilayah ini.
Hal ini selaras dengan kondisi di Laut Jawa dan keberadaan Pulau Bawean sebagai jejak purba peradaban yang ada sebelum banjir besar merupakan kisah yang tak jauh berbeda dengan yang diceritakan Plato.
Kesimpulan dari riset ini memberikan sentuhan baru dalam perdebatan lama tentang keberadaan Atlantis yang selama ini lebih banyak dianggap sebagai mitos semata.
BACA JUGA:Kerbau Tersengat Listrik di Sawah Jadi Sorotan, KDM Beri Bantuan
Dengan pendekatan ilmiah dan multisektoral, Hasan Irwanto dan para peneliti lainnya membuka peluang diskusi baru bahwa Atlantis memang pernah benar-benar eksis, dan warisan peninggalannya terbenam di Laut Jawa.
Hal ini tentu membuka cakrawala pengetahuan dan arkeologi bawah laut Indonesia, yang juga dikenal dengan kekayaan sejarah dan budaya kuno yang luar biasa.
Para penyelam dan arkeolog kini semakin tertarik menelusuri lebih jauh, apakah benar Atlantis yang legendaris tersebut berada tidak jauh dari perairan Nusantara yang selama ini dikenal penuh misteri.