Banjir Terjang Indramayu Barat, Ratusan Rumah Terendam, Warga Tinggal di Balai Desa

Jumat 10-01-2020,08:01 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

 INDRAMAYU- Bencana banjir mulai menerjang sejumlah wilayah di Indramayu bagian barat (Inbar), kemarin. Hujan deras yang mengguyur sejak Kamis dini hari (9/1) hingga siang kemarin membuat air sungai meluap dan merendam ratusan rumah di tiga desa di Kecamatan Sukra dan Patrol. Banjir juga merendam gedung sekolah, areal persawahan, dan infrastruktur jalan. Di Kecamatan Sukra, banjir melanda Desa Sumuradem.  Sedikitnya 400 rumah terendam, sebagian besar di Blok Kalen Tengah. Ketinggian air mencapai sekitar 60 sentimeter. Infrastruktur jalan dan sejumlah jembatan serta areal persawahan terendam. Kuwu Sumuradem, H Tasmarih, mengatakan, banjir yang melanda wilayahnya selain akibat hujan yang mengguyur dengan intensitas tinggi, juga kali pembuang Sendong meluap. Akibat banjir tersebut, puluhan warga terpaksa dievakuasi dikarenakan air yang merendam rumah terus naik. “Terlebih lagi kondisi cuaca diprediksi akan kembali turun hujan. Jadi warga kami yang rumahnya terendam banjir dengan kondisi air terus naik kita evakuasi, ditempatkan di balai desa,” ujarnya kepada Radar Indramayu, kemarin. Sementara Camat Sukra Drs H Achmad Mansyur mengatakan banjir yang menerjang Desa Sumuradem dengan skala cukup besar kembali terjadi sejak banjir besar awal tahun 2014 lalu. Pemerintah kecamatan bersama muspika kini terus memantau kondisi banjir desa tersebut. “Bahkan dari BPBD, personel Dalmas, TNI dan Polsek Patrol dan Subsektor Sukra, Tagana dan Satpol PP. Kita buka posko penanggulangan banjir yang ditempatkan di Balai Desa Sumuradem. Dari Ditpolairud Polda Jabar dan Satpol Air Polres Indramayu juga diterjunkan membantu evakuasi korban banjir,” kata Mansyur. Sedangkan di Kecamatan Patrol, banjir menerjang Desa Bugel dan Sukahaji. Ratusan rumah di dua desa tersebut, berikut sejumlah sekolah dasar, dan infrastruktur jalan, terendam. Kepala BPBD Kabupaten Indramayu Edy Kusdiana mengatakan, di dua desa tersebut terdapat sekitar 325 unit rumah terendam. Untuk siaga banjir, di wilayah tersebut dibuka posko dari PMI. “Kita juga menurunkan sejumlah perahu karet, untuk membantu melakukan evakuasi, jika sewaktu-waktu banjir lebih besar. Di posko banjir, kita  membuka dapur dan petugas kesehatan yang standby, berikut obat-obatan untuk para korban banjir,” ujarnya. Sementara itu, beberapa ruas jalan raya ikut digenangi air. Seperti terpantau di Jl Raya Patrol-Haurgeulis. Di lokasi itu, genangan air mencapai ketinggian 10-30 cm terlihat di sejumlah titik. Di antaranya di Jl Raya Anjatan sekitar 300 meter sebelah selatan dari Kantor Kecamatan Anjatan. Kemudian di Desa Limpas, Kecamatan Patrol, serta kawasan pertokoan Pasar Patrol menuju arah Haurgeulis. Sampai dengan menjelang sore hari, genangan air di sejumlah ruas jalan itu masih belum surut. Banjir itu imbas dari buruknya saluran drainase serta posisi jalan yang lebih rendah dari bahu jalan. Tak hanya jalan provinsi, hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah pantura Inbar juga menutupi sejumlah ruas serta badan jalan nasional. Masih pantauan Radar Indramayu, area Pasar Induk Sayuran (PIS) Patrol ikut kebanjiran. Air dengan ketinggian semata kaki orang dewasa menggenangi setiap lapak sehingga menyulitkan para pedagang untuk beraktivitas seperti biasanya. Para pedagangpun sibuk menguras air yang berada di dalam lapaknya masing-masing. Tindakan ini dilakukan demi menyelematkan barang dagangan mereka agar tak terendam air. Mereka tidak bisa mengevakuasi barang jualannya keluar area pasar lantaran tak ada tempat alternatif. Salah seorang pedagang, Mita, mengungkapkan, genangan air mulai muncul sejak pagi hari. Menjelang siang, ketinggian air makin menjadi-jadi, membuat para penghuni pasar panik. Dia menduga buruknya drainase kawasan pasar menjadi biang penyebabnya. “Drainase buruk, tidak karuan,” keluhnya. Tak hanya pedagang, para pengunjung di pusat perdagangan sayuran wilayah Inbar itu juga ikutan mengeluh. Pasalnya, banjir mengganggu kenyamanan mereka. “Tidak hanya sekarang saja, pokoknya pas datang musim penghujan, saya malas belanja ke pasar. Akses jalan becek, kotor,” ucap Wati, salah satu pengunjung pasar. (kom/kho)

Tags :
Kategori :

Terkait