Jadi, jika kamu sudah pernah menerima pinjaman dengan total mencapai batas itu, pengajuan KUR berikutnya otomatis ditolak oleh sistem BRI.
Masalah lainnya, beberapa unit kerja BRI kini membatasi kenaikan plafon pinjaman hanya 30% dari pinjaman sebelumnya, terutama di daerah yang memiliki tingkat Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet tinggi.
Tujuannya untuk mengendalikan risiko dan menjaga kualitas pembiayaan.
Karena itu, pengajuan dengan kenaikan plafon terlalu besar bisa dianggap berisiko oleh bank.
BACA JUGA:Pegawai Minimarket di Terisi Diserang Pria Bersenjata Tajam, Polisi Buru Pelaku
Tapi tenang, jika KUR BRI tidak cair, kamu masih punya alternatif solusi pinjaman dari BRI sendiri.
Beberapa di antaranya:
- Kupedes Rakyat (Kuprak BRI): pinjaman hingga Rp100 juta tanpa jaminan sertifikat, bunga mulai 21,5% anuitas per tahun.
- Kupedes BRI: plafon hingga Rp200 juta, wajib menggunakan agunan, namun sudah termasuk asuransi jiwa kredit.
- KUR Ritel BRI: plafon Rp100 juta–Rp500 juta, bunga 6% per tahun, memerlukan agunan dan hanya bisa diajukan di kantor cabang.
Jika pengajuan KUR ditolak, kamu bisa menunggu minimal 3–6 bulan sebelum mencoba lagi.
BACA JUGA:GSN ke 3 2025, SMP Nurul Halim Widasari Berjalan Sukses
Selama masa itu, pastikan kamu memperbaiki catatan keuangan, melengkapi data usaha (seperti NIB atau SKU), dan menjaga reputasi kredit di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) agar skor meningkat.
Pastikan juga tidak ada pinjaman konsumtif lain yang masih aktif agar profil finansialmu terlihat sehat di mata bank.
Langkah terbaik adalah berkomunikasi langsung dengan pihak BRI, baik melalui kantor cabang maupun call center, untuk mengetahui alasan pasti mengapa pengajuan kamu tidak disetujui.
Dengan begitu, kamu bisa memperbaiki hal-hal yang masih kurang dan meningkatkan peluang disetujui pada pengajuan berikutnya.
BACA JUGA:Siap Duel Adu Nyali di Qatar! Mike Rajasa Siap Hadang Brazil, Honduras, dan Zambia!
Pada akhirnya, KUR BRI tetap menjadi program andalan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan UMKM di seluruh Indonesia.
Namun, agar bisa menikmati fasilitas ini, nasabah harus benar-benar memahami syarat, batas plafon, dan mekanisme evaluasi bank.