Alat Perkakas Dikuasai Produk Impor

Senin 13-01-2020,08:29 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

INDRAMAYU-Tekad pemerintah memprioritaskan industri alat perkakas dalam negeri daripada barang impor sepertinya bertepuk sebelah tangan. Fakta di lapangan, bermacam jenis perkakas impor masih mendominasi pasar-pasar tradisional di daerah. Bahkan, dominasi perkakas impor seperti aneka alat untuk kerja pertanian, pertukangan, pengerjaan bangunan dan kelistrikan hampir mencapai 90 persen. “Sebagian besar barang impor semua. Hampir 90 persenan, semua buatan pabrik. Sisanya yang buatan tangan itu produk lokal,” ucap Kusyana salah seorang pedagang alat perkakas di Jalan Raya Anjatan, Minggu (12/1). Dia menyebut, mulai cangkul, sekop, gergaji, gogol, gembok sampai aneka kunci yang dijualnya merupakan produk impor. Selain dari made in China, ada pula buatan Jepang, Malaysia, Turki, Thailand dan Jerman. “Dibungkusnya sih tertulis made in Turki, tapi saya yakin buatan China juga. Memang paling banyak dari China,” ungkapnya. Produk impor, diakuinya masih dominan karena harganya lebih murah dibanding lokal. Di samping memang, mayoritas alat perkakas merupakan buatan pabrik yang tidak bisa dibikin oleh pande besi lokal. Seperti misalnya gembok dan aneka kunci-kuncian. “Kalau buatan lokal itu biasanya khusus pesenan. Kaya pacul, golok, sabit yang ukurannya sesuai permintaan konsumen,” terangnya. Namun, menurut Kusyana, dari sisi kualitas produk lokal lebih baik ketimbang impor. Kuat serta awet sehingga tak mengherankan harganya relatif mahal. Pedagang lainnya, Warnadi menambahkan, masih membanjirinya alat perkakas impor juga akibat makin langkanya warga perdesaan yang melakoki usaha pandai besi. Sepengetahuannya, jumlahnya saat ini bisa dihitung dengan jari. “Satu kecamatan paling banyak ada dua tiga tukang pandai besi. Itu juga untuk terima pesanan saja, tidak produksi massal,” ujarnya. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait