INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID – Kabupaten Indramayu terus menunjukkan peran strategisnya sebagai salah satu lumbung padi nasional. Bupati Indramayu, Lucky Hakim, secara konsisten mengambil langkah-langkah strategis untuk mempertahankan dan meningkatkan kontribusi daerah ini terhadap swasembada pangan nasional.
Salah satu strategi utama yang dilakukan adalah merangkul seluruh pemangku kepentingan. Mulai dari petani, penyuluh pertanian, kelompok tani, hingga pihak swasta dan akademisi, untuk bersinergi melalui berbagai program unggulan daerah.
Langkah konkret yang telah diambil antara lain peningkatan luas tambah tanam (LTT), penyediaan benih unggul dan pupuk bersubsidi secara tepat sasaran, serta pengembangan infrastruktur pertanian seperti jaringan irigasi dan jalan usaha tani. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu juga mendorong digitalisasi pertanian dan penerapan teknologi ramah lingkungan guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi sektor pertanian.
"Indramayu tidak hanya menjadi penghasil beras terbesar di Jawa Barat, tetapi juga ikon ketahanan pangan nasional," ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu, Drs H Sugeng Heryanto MSi, kepada Radar Indramayu di ruang kerjanya, belum lama ini.
BACA JUGA:Baritan Warnai Peringatan Hari Jadi ke-498 Kabupaten Indramayu di Kecamatan Kandanghaur
Pada tahun 2024, produksi padi di Indramayu mencapai 1,7 juta ton gabah kering panen (GKP) atau sekitar 1,49 juta ton gabah kering giling (GKG). Capaian ini menjadikan Indramayu sebagai kabupaten penghasil padi terbesar di Indonesia.
Meski begitu, Bupati Lucky menyadari bahwa status sebagai lumbung pangan nasional belum sepenuhnya berbanding lurus dengan kesejahteraan petani. Tingginya biaya produksi dan ketergantungan pada pupuk kimia seperti urea menjadi tantangan tersendiri.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Pemkab Indramayu membentuk “super tim” yang terdiri dari unsur pemerintah, praktisi pertanian, gabungan kelompok tani (gapoktan), dan petani. Tim ini bertugas menggagas transformasi sistem pertanian menuju pola yang lebih modern, berkelanjutan, dan berpihak pada petani.
Salah satu uji coba sistem pertanian baru dilakukan di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua. Di atas lahan seluas lima hektare yang dikelola oleh PT Bumi Wiralodra Indramayu (PT BWI/Perseroda), pemerintah menghadirkan episentrum pembaruan sektor agraris daerah.
BACA JUGA:UMKM Dapat Modal Mudah: KUR BRI 2025 Rp100 Juta Kuota Terbatas! Cek Angsuran dan Syarat Lengkapnya
“Pemda akan berupaya melatih petani-petani muda agar mengetahui cara bertani yang efektif dan efisien. Kami ingin mereka terlibat aktif dalam pengembangan sektor pertanian,” jelas Sugeng.
Program tersebut secara khusus menyasar generasi muda agar mereka tidak hanya memahami teori di bangku kelas, tetapi juga mampu mengasah kemampuan praktis secara langsung di lapangan. (dun/adv)