Mengapa semua ini terjadi? Berdasarkan investigasi internal, dugaan utama adalah terjadinya pemalsuan serta manipulasi dokumen dalam proses naturalisasi.
Pelaporan awal bahkan menyebutkan lima hingga tujuh pemain naturalisasi didaftarkan dengan dokumen yang tidak memenuhi standar keabsahan sebagaimana dipersyaratkan FIFA.
Setelah dilakukan audit dan verifikasi ulang, FIFA melakukan intervensi keras dengan skors selama setahun serta denda jutaan Ringgit ke setiap pemain yang terlibat.
Bahkan rumor menyebut, blunder ini tak hanya melibatkan kelalaian administratif biasa, tapi kemungkinan ada motif intensional dari pihak-pihak berwenang.
BACA JUGA:Sumardji Pastikan 28 Pemain Timnas Indonesia Tampil 100% Fit dan Bebas Cedera!
Dalam perkembangan paling mutakhir, FAM menyatakan siap mengajukan banding ke Komite Banding FIFA, namun belakangan, pihak JDT justru ikut angkat bicara dan tak menutup kemungkinan menuntut kerugian yang dialami klub akibat blunder federasi.
Terkait efek panjang krisis ini, Liga Sepak Bola Malaysia (MFL) juga menerapkan skors resmi kepada pemain yang tercantum dalam temuan FIFA hingga masa hukuman berakhir.
Skandal blunder dokumen kali ini bukan hanya mengguncang JDT, tapi juga menjadi renungan besar bagi seluruh federasi sepak bola di Asia Tenggara.
Proses naturalisasi yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas persaingan sebaliknya berubah menjadi bumerang yang merugikan, bahkan dapat membahayakan kredibilitas dan performa klub-klub besar jika tidak diawasi ketat dan dikelola secara profesional.