Pemuda kelahiran Belanda 16 tahun silam ini memang bukan talenta sembarangan yang dimana sedari usia lima tahun sudah menapaki jalan panjang penuh dedikasi di dunia sepak bola lewat klub lokal Zwalluw FC sebelum akhirnya bergabung dengan akademi Willem II pada umur tujuh tahun, mengikuti jejak para bintang besar yang moncer di Eropa.
Selain latar belakang latihan yang kompetitif, postur tubuh 180 cm dan kaki kiri dominan menjadikan Feike senjata berharga dalam berbagai situasi pertandingan.
Ia tidak hanya kokoh dalam bertahan, tetapi juga piawai dalam duel udara dengan ketrampilan yang dibutuhkan Timnas U-17 yang akan bersaing dengan pemain-pemain bertubuh tinggi dari negara-negara top dunia.
Adaptasinya pada sistem sepak bola Belanda yang menekankan pemahaman taktik, serta ketekunan dalam berlatih.
BACA JUGA:Timnas Filipina Full Pakai Pemain Liga Luar Negeri di Piala Asia 2027
Ini juga membuat Feike mudah selaras dengan filosofi yang dibangun oleh pelatih Nova Arianto yang juga menjunjung disiplin dan pemahaman taktis sebagai pondasi utama.
Salah satu hal yang memudahkan proses adaptasi adalah adanya darah Indonesia dari kakeknya yang asli Maluku, sehingga proses naturalisasinya relatif minim hambatan dari sisi administratif.
Ketertarikan dan keinginannya membela tanah leluhurnya pun sudah dinyatakan secara terbuka sejak lama, bahkan ia memantau perkembangan timnas sejak sebelum Piala Dunia U-17, dan menyatakan siap jika dibutuhkan federasi.
Ketika akhirnya pemanggilan itu datang untuk mengikuti pemusatan latihan yang dimulai pada 7 Juli hingga 10 Agustus di Bali, Feike melihatnya sebagai peluang emas untuk membuktikan diri dan membawa Merah Putih bersaing di level tertinggi dunia.
BACA JUGA:Skandal Naturalisasi, 4 Pemain Johor Darul Ta’zim Gunakan Paspor Filipina Palsu Dalam Liga Malaysia!
Dukungan publik serta perhatian fans Tanah Air pun langsung mengalir untuk Feike, yang digadang-gadang bakal menjadi pemimpin baru di lini belakang Garuda Muda.
Kemampuannya dalam mengoordinasikan pertahanan, berkomunikasi dengan teman-teman setim.
Serta keberanian dalam menghadapi serangan lawan membuatnya banyak disandingkan dengan pemain naturalisasi sukses lain seperti Thom Haye, bahkan disebut-sebut berpotensi menjadi “the next El Profesor.”
Tidak sedikit pengamat menilai jika Feike diberi waktu membaur dan dipoles dalam sistem Timnas, seiring intensitas laga uji coba maupun turnamen resmi, Indonesia bisa memiliki benteng tangguh bertalenta Eropa dalam satu dekade ke depan.
Bergabungnya Feike Muller dalam skuad Nova Arianto juga akan memperkaya kombinasi gaya bermain dalam tim dengan mengawinkan soliditas dan tekad tipikal pesepakbola Maluku dengan foundation taktikal khas Belanda.