INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID – Mayoritas penduduk di Indonesia bahkan di dunia, menilai sampah menjadi barang yang tidak berguna, kotor, dan bau, namun apabila dikelolah ditangan yang tepat justru akan membawa berkah bernilai ibadah karena turut menjaga kelestarian lingkungan, selain itu bisa menjadi ladang cuan sebagai sumber penghidupan ekonomi keluarga.
Seperti di Desa/ Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu, terdapat kelompok masyarakat desa setempat yang berhasil mengolah sampah organik dan anorganik dengan baik, yang membawa berkah bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya, mereka menamainya dengan Wilayah Masyarakat Pengelolaan Daur Ulang Sampah disingkat Wiralodra.
Ya, kalau disingkat namanya sama dengan tokoh penting pendiri Kabupaten Indramayu, dengan nama yang melekat ini menjadi tanggung jawab bagi kelompok Wiralodra untuk menjaga kelestarian lingkungan yang telah diwariskan para pendiri Kabupaten Indramayu tersebut.
Di area bangunan seluas 4.000 M² ini, setiap pagi anggota Bank Sampah Wiralodra melakukan aktivitasnya dalam menjaga kelestarian lingkungan mulai dari mengepul sampah, memilah, sampai mendaur ulang sampah anorganik berbagai sampah plastik menjadi lempengan plastik yang nantinya diolah kembali ke produk turunan lainnya mulai dari souvenir, hingga furniture bernilai ekonomis lebih tinggi.
BACA JUGA:Siswa SMP Nurul Halim Berhasil Boyong Medali pada Ajang Kejuaraan Pencak Silat PSHT Antar Pelajar se- Jabar
Sementara sampah organik diolah sebagai sumber pakan maggot atau larva lalat tentara hitam (BSF), dan maggot-maggot yang dibudidayakan tersebut sebagai asupanan protein pakan tambahan bagi ayam petelur yang dikembangkan di lokasi yang sama sejak tahun 2023 lalu.
”Sejak tahun 2016, awalnya hanya bank sampah bernama Widara sesuai ikon Desa Balongan banyak ditumbuhi pohon Widara, aktivitasnya hanya sebatas pengepul berbagai sampah dari warga kemudian dipilah sesuai jenis sampah oleh anggota, terus dijual,” ucap Ketua Bank Sampah Wiralodra Matori saat ditemui di lokasi pengolahan sampah, Minggu (21/9/2025).
Pada saat menjalankan aktivitas bank sampah, terus mengalami perbaikan agar eksistensi bank sampah tetap ada, dan menjadi solusi dalam penanganan permasalahan sampah di tingkat desa. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2019 Bank Sampah Widara bermetamorfosis menjadi Bank Sampah Wilayah Masyarakat Pengelolaan Daur Ulang Sampah disingkat Wiralodra. Di sana sampah organik diolah menjadi pakan maggot yang terintegrasi dengan budidaya ayam petelur, per minggunya mereka mampu mengolah sampah organik sebanyak 80 kilogram.
Matori mengungkapkan meski kelompoknya berhasil mengolah sampah organik dengan baik, akan tetapi dalam mengolah sampah plastik pengelolaannya hanya sebatas dikumpulkan kemudian dijual kembali ke pengepul yang lebih besar, sehingga keuntungannya tidak sebanding dengan kerja keras yang selama ini dikerjakan.
BACA JUGA:Hasil Persib Bandung vs Lion City Sailors Bikin Liga Indonesia Merangkak Naik ke Peringkat 23 Asia
Barulah ditahun 2023, Bank Sampah Wiralodra yang merupakan binaan dari program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) dari PT Kilang Pertamina Internasional RU VI Balongan atau yang lebih dikenal Kilangan Balongan memberikan dukungan dengan memberikan pelatihan pengelolaan sampah plastik menjadi lempengan, dan diolah menjadi produk turunan, dengan memberikan bantuan alat solidifikasi plastik yaitu alat yang digunakan untuk memproses sampah plastik ke bentuk cair menjadi padat.
“Kami juga diberikan pelatihan mengolah lempengan plastik diolah menjadi souvenir seperti plakat, gantung kunci, tempat tisu, termasuk furniture, dan maggot juga dulunya hanya dijual untuk para penjual saja, kemudian di tahun 2023 terintegrasi dengan ternak ayam petelur sebagai pakan nutrisi tambahan,” ujarnya.
Berkat pelatihan tersebut, sambung Matori kelompoknya tidak saja memiliki keterampilan dalam mengolah sampah organik dan anorganik. Namun juga ikut berkontribusi dalam penanganan masalah sampah, sekaligus dalam pelestarian lingkungan di Kabupaten Indramayu. Karena berhasil mendaur ulang sampah jenis sampah plastik, yang apabila secara alami bisa terurai puluhan hingga ratusan tahun.
Berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber produksi sampah di Jawa Barat pada tahun 2024 mencapai 25.333 ton per hari, sampah-sampah tersebut hanya dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) tanpa ada proses pemilihan. Sedangkan di Kabupaten Indramayu sendiri produksi sampah mencapai lebih dari 200 ton per hari. Adapun jenis sampah penyumbang terbanyak itu sampah makanan, disusul jenis sampah plastik.
BACA JUGA:Mau Pinjam 20 Juta di BRI? Ini Hitungan Cicilan Angsuran 2 Tahunnya!
“Sampah dari sisa makanan dan plastik paling banyak, kita olah sisa makanan organik untuk pakan maggot, dan sampah plastik kita olah jadi berbagai souvenir sampai furniture, alhamdulillah bisa seperti sekarang ini,” sambung Matori
Ada pun souvenir buatan Bank Sampah Wiralodra mulai dari gantungan kunci hingga plakat dibandrol dengan harga Rp15.000 sampai Rp2.000.000 per pcs, Sedangkan untuk produk furniture satu meja dengan empat kursi dibandrol dari harga Rp3.000.000 hingg Rp4.000.000 per paketnya yang berisi satu meja dengan 3 sampai 4 kursi tergantung permintaan konsumen.
Tak berhenti disitu dalam hal penanganan permasalahan lingkungan, Bank Sampah Wiralodra kembali berinovasi, kali ini mengolah minyak goreng bekas (minyak jelantah) dijadikan bahan bakar untuk mencairkan sampah plastik sebelum dicetak dalam bentuk lempengan. Minyak jelentah didapat dari masyarakat Desa Balongan atau dari para karyawan dari Kilang Balongan, menariknya minyak jelantah itu bisa ditukar dengan telur ayam.
“Berawal dari keprihatinan, banyak masyarakat yang membuang minyak goreng sisa memasak atau minyak jelantah padahal itukan bisa merusak lingkungan jika dibuang secara sembarangan kesuburan tanah juga akan hilang,” kata Matori.
BACA JUGA:Ternyata Segini Angsuran KUR BRI 10 Juta Tenor 3 Tahun 2025, Bikin Tenang Usaha Jalan Terus
Berawal dari pemikiran itulah, maka muncul ide bagaimana cara mengolah minyak jelantah sebagai bahan bakar alternatif dalam pengeolahan sampah plastik, yakni dengan menciptakan kompor berbahan bakar minyak jelantah, yang dipadukan dengan program yang dinamakan telur barter sampah atau telur basah, yang mana program ini memungkinkan warga desa bisa menukar minyak jelantah dengan telur ayam.
Telur tersebut, lanjut Matori berasal dari hasil peternakan ayam petelur yang telah dikembangkan sejak tahun 2023 sebanyak 150 ekor, sekarang setiap harinya mampu menghasilkan telur sebanyak 6 kilogram. Telur-telur dijadikan alat tukar yang bisa menarik perhatian warga untuk tidak membuang sampah secara sembarangan yang bisa mencemari lingkungan.
Ia juga mengungkapkan warga yang memiliki minyak jelantah atau sampah bisa datang ke lokasi pengolahan sampah Wiralodra, yang sudah dipilah mana sampah organik dan anorganik, termasuk minyak jelantah, harga setiap sampah yang ditukar juga berbeda-beda tergantung jenisnya.
“Harga sampah sesuai jenis, mulai dari Rp3.500– Rp5.000 per kilogram, setelah ditimbang warga dapat berapa kilo kemudian dirupiahkan, nanti ditukar dengan telur sesuai harga timbangan sampah. misalnya dapat Rp15.000, harga telurnya sekarang Rp27.000 per kilogram jadi warga dapat setengah kilo lebih,” paparnya.
BACA JUGA:Timnas Garuda Punya Harapan Baru: Laurin Ulrich Tak Tutup Pintu Naturalisasi!
Hampir 10 tahun menjalankan aktivitas dalam mendaur ulang sampah Bank Sampah Wiralodra dapat mengelolah sampah plastik dari berbagai jenis plastik setiap bulannya seberat 100 kilogram. Hasil dari mendaur ulang sampah-sampah tersebut juga mampu meningkatkan kesejahteraan setiap anggota, karena setiap bulannya anggota memiliki penghasilan tambahan sebesar Rp1.500.000 dari hasil mendaur ulang sampah.
“Kompor minyak jelantah, kita mendapatkan paten untuk metode pengolahan sampah plastik melalui kompor minyak jelantah. Saat ini kita juga sedang fokus untuk meregenerasi agar Bank Sampah Wiralodra bisa terus ambil andil menjaga dan melestarikan lingkungan, selain bernilai ibadah kegiatan daur ulang sampah yang kita jalani ini membawa berkah, dan ekonomi keluarga juga meningkat,” tutup Matori
Terpisah Area Manager Communication, Relation and CSR PT KPI RU VI Balongan, Mohamad Zulkifli mengungkapkan Wiralodra dibentuk sebagai upaya pelibatan masyarakat dalam menjaga lingkungan, sekaligus bagaimana cara mengelolah sampah jadi bernilai ekonomi. Sehingga program ini bukan sekadar kegiatan sosial biasa, melainkan sebuah langkah besar memutar ekosistem keberlanjutan yang dibangun bersama masyarakat.
“Program ini jadi model kolaborasi yang sukses antara perusahaan, mitra binaan, dan masyarakat, untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan mandiri,” tuturnya.
BACA JUGA:Hasil Evaluasi Bojan Hodak Tegaskan Persib Harus Perbaiki Kontrol Tempo Sebelum Lawan Arema!
Program tersebut, sambung Zulkifli adalah perwujudan komitmen Kilang Pertamina Balongan dalam menciptakan nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan. Pertamina juga mengedukasi masyarakat bahwa sampah memiliki potensi ekonomi, serta memberikan manfaat langsung bagi masyarakat apabila dikelolah secara tepat.
Program-program yang dijalankan Bank Sampah Wiralodra mampu menjalankan berbagai program, terbaru telur barter sampah, melalui program ini masyarakat bisa menukar sampah dengan telur. Sehingga program yang dijalankan Bank Sampah Wiralodra tidak sebatas pada penanganan sampah dan pelestarian lingkungan, namun ikut serta mewujudkan program ketahanan pangan nasional dilingkungannya.
“Inovasi telur barter sampah adalah langkah nyata dalam mendukung ekonomi sirkular, di mana limbah yang biasanya dianggap tidak berguna bisa didaur ulang menjadi sesuatu yang bernilai, dan bermanfaat bagi warga sekitar,” terang Zulkifli