Apalagi, momen Barros menginjak Rivera yang diabaikan wasit semakin memperkuat argumen bahwa Persebaya punya alasan kuat merasa dirugikan.
Fenomena akun resmi klub yang menyindir lawan usai pertandingan sebenarnya bukan hal baru, namun tetap saja selalu berhasil mencuri perhatian publik.
Di satu sisi, cara ini bisa dianggap sebagai bentuk kreativitas admin media sosial dalam mengekspresikan kekecewaan, namun di sisi lain juga rawan memicu gesekan antar suporter.
Bagi Persebaya, langkah ini bisa dilihat sebagai cara menjaga komunikasi dengan fans, memberikan rasa bahwa klub ikut merasakan kekecewaan dan tidak tinggal diam.
BACA JUGA:Berikan Layanan Servis Terjamin dan Terpercaya, Yamaha Raih Penghargaan
Namun, tentu saja perlu ada batasan agar rivalitas tetap sehat dan tidak menjurus pada hal-hal negatif di luar lapangan.
Ke depan, duel Persib Bandung vs Persebaya dipastikan akan semakin ditunggu, bukan hanya karena kualitas permainan di lapangan, tetapi juga karena atmosfer panas yang tercipta bahkan setelah peluit panjang berbunyi.
Dengan postingan sarkas tersebut, admin Persebaya berhasil membuat pertandingan ini meninggalkan jejak panjang yang tak hanya berhenti di 90 menit permainan, melainkan juga berlanjut di dunia maya.
Rivalitas klasik ini pun semakin mempertegas bahwa sepak bola Indonesia bukan hanya soal teknik dan taktik, melainkan juga soal pride, emosi, dan permainan psikologis yang tak kalah seru untuk diikuti.