Petani, Basmi Hama Tikus sebelum Tanam

Sabtu 01-02-2020,09:06 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

INDRAMAYU -  Pamong Desa Arjasari, Kecamatan Patrol, bersama petani dan Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), serta dari Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Patrol, melakukan pembasmian hama tikus (gropyokan), di areal persawahan Blok Narti dan Kepuh, Jumat (31/1) Pada masa tanam rendeng kali ini, petani dibuat resah keberadaan hama tikus. Sebagi upaya untuk mengurangi populasi binatang pengerat itu petanipun melakukan pembasmian massal dengan cara gropyokan. Kuwu Desa Arjasari, Jamaludin mengatakan, serangan hama tikus terhadap tanaman padi menjadi persoalan bagi petani. Dengan adanya serangan tersebut telah mengakibatkan tanaman padi menjadi rusak dan mati. Sehingga otomatis petanipun dibuat rugi. “ Desa Arjasari baru akan mulai tanam, namun binatang tikus sudah ada, bahkan jumlahnya banyak. Untuk mencegah agar tidak terus berkembang biak, maka kita lakukan pembasmian dengan cara gropyokan. Upaya pembasmian kita awali di Blok Narti dan Kepuh. Luas areal sawah diwilayah ini sekitar 230 hektare,” ujarnya, di sela-sela kegiatan tersebut. Menurut Jamal, upaya gropyokan selain dapat mengurangi populasi binatang tikus, juga mengajak petani lainnya melakukan hal sama dan dilakukan secara rutin. Karena jika dibiarkan akan menghambat proses tanam dan produksi padi.  Disamping itu, petani akan mengulang kembali melakukan tanam. Sehingga pada saat panen pun waktunya menjadi terlambat. \"Dampak dari serangan hama tikus tanaman padi akan mati, sehingga mengakibatkan target produksi padi tidak tercapai. Di Desa Arjasari luas areal persawahan seluruhnya 640 hektare. Bayangkan jika terjadi gagal tanam atau panen akibat hama tikus, berapa kerugian yang dialami oleh petani,\" kata Jamal. H Rajuni, salah seorang petani mengatakan, petani dibuat resah adanya serangan hama tikus. Berbagai upaya pembasmian dilakukan dengan cara memberikan obat anti hama. Akan tetapi binatang tikus masih terus menyerang tanaman, dikarenakan populasi tikus jumlahnya terus bertambah. \"Mungkin dengan cara gropyokan ini, tikus bisa mengurangi. Sukur sukur tidak ada, karena terus diburu hingga kesarang sarangnya,\" ungkapnya. (kom)            

Tags :
Kategori :

Terkait