Namun, di balik kepraktisan tersebut, ada tantangan besar yang harus dihadapi dengan jumlah sepeda motor yang semakin membludak berpotensi menciptakan masalah serius, mulai dari kemacetan parah di perkotaan, meningkatnya polusi udara, hingga tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar melibatkan sepeda motor.
Pertanyaan besar pun muncul: apakah Indonesia sudah memasuki fase “over-populasi” kendaraan roda dua? Jika tren ini terus meningkat tanpa adanya regulasi dan penataan transportasi yang jelas, dikhawatirkan mobilitas perkotaan akan semakin terhambat.
Untuk menjawab tantangan ini, pemerintah perlu menyiapkan strategi jangka panjang.
Peningkatan kualitas transportasi umum, pembatasan kepemilikan kendaraan di kota besar, serta kebijakan ramah lingkungan seperti motor listrik bisa menjadi solusi ke depan.
BACA JUGA:Cara Bayar Tagihan KUR BRI 2025 Online Gimana? Berikut Panduan Bayar dan Syarat Akses-nya
Dengan demikian, meski sepeda motor tetap menjadi pilihan utama masyarakat, keberadaannya bisa lebih terkendali dan tidak menimbulkan dampak negatif berlebihan.
Singkatnya, sepeda motor memang telah menjadi “raja jalanan” di Indonesia, terutama di provinsi dengan jumlah penduduk besar seperti Jabar, Jatim, dan Jateng.
Namun, jika tidak diimbangi dengan perencanaan transportasi yang matang, bukan tidak mungkin dominasi sepeda motor justru akan membawa masalah lebih besar bagi mobilitas bangsa ini.