
Menurut Umuh, seharusnya pemerintah tak mengumbar janji manis yang sulit diwujudkan. Bonus bukan soal jumlah, tapi soal konsistensi dalam menepati kata-kata.
Ia bahkan menyebut bahwa janji Rp1 miliar tersebut sebenarnya justru menjadi beban bagi Pemprov sendiri. “Uang Rp1 miliar itu nggak susah karena dia menyusahkan sendiri,” ucapnya.
Kontroversi ini bermula ketika Pemprov Jabar melalui Sekda Herman menyampaikan niat untuk mengumpulkan dana bonus sebagai bentuk apresiasi kepada tim Persib.
Namun, hingga saat ini dana yang berhasil dikumpulkan baru mencapai Rp365 juta. Jauh dari target semula yang disebutkan saat pawai kemenangan Persib.
BACA JUGA:Butuh Saldo Dana Tamabahan? Pinjam ke DANA Aja Lewat DANA Cicil, Langsung Cair Rp5 Juta!
Di tengah perdebatan, publik terbelah. Ada yang memahami bahwa iuran sukarela memang tak bisa dipaksakan. Tapi ada pula yang menilai janji tetaplah janji.
Bagi ASN yang ikut menyumbang, tentu tak ada masalah. Tapi untuk manajemen Persib, kejelasan komitmen dianggap lebih penting daripada jumlah yang besar namun tak pasti.
Polemik ini masih bergulir, meski Sekda Herman berusaha meredamnya. Ia menutup pernyataannya dengan singkat, “Sudah. Tidak ada komentar.”
Kini, apakah ini akan meredup atau makin ramai tergantung langkah berikutnya dari Pemprov maupun Persib. Yang pasti, publik akan terus memperhatikan.
BACA JUGA:Bukan Mudik, Nick Kuipers Pilih Nyebrang ke Dewa United, Bobotoh Ramai-ramai Unfollow
Dengan status juara yang kini disandang Persib, mereka tak hanya disorot di lapangan, tapi juga dalam segala bentuk dukungan, termasuk soal bonus.