Sikap terbuka ini menjadi sinyal positif, meskipun ada tantangan besar terkait aturan FIFA.
FIFA sendiri memiliki regulasi eligibility yang cukup ketat untuk pemain yang ingin berganti tim nasional.
Seorang pemain harus tidak membela negara asalnya selama tiga tahun berturut-turut sebelum bisa diproses secara legal oleh negara baru.
Dalam kasus Manhoef, ia masih aktif membela Belanda U-21 saat sudah berusia 23 tahun. Ini bisa jadi batu sandungan jika ingin naturalisasi ke Indonesia.
Kasus serupa juga pernah terjadi pada Maarten Paes yang gagal membela Indonesia karena faktor usia dan jam terbang di tim nasional sebelumnya.
Karena itu, walau ada harapan, peluang Manhoef membela Garuda tetap bergantung pada banyak faktor teknis dan administratif.
Manhoef sendiri dikenal sebagai salah satu pemain muda berbakat yang bersinar sejak musim 2022/2023.
![](data:image/svg+xml;charset=utf-8,<svg height="360px" width="336px" xmlns="http://www.w3.org/2000/svg" version="1.1"/>)
Saat itu, ia mencatatkan 9 gol dan 5 assist dari 33 laga di Eredivisie bersama Vitesse Arnhem. Performa impresifnya membuat Stoke City merekrutnya pada musim panas 2023.
Sejak bergabung dengan klub kasta kedua Liga Inggris itu, Manhoef tampil reguler. Dalam dua musim terakhir, ia mencetak 11 gol dan 5 assist dari 52 pertandingan di semua kompetisi.
Dengan nilai pasar mencapai Rp66,05 miliar, Manhoef menjadi salah satu aset besar bagi klub maupun Timnas Belanda.
Di sisi lain, banyak suporter Indonesia masih berharap PSSI bisa membuka peluang bagi pemain keturunan seperti dirinya.
Apalagi usai Timnas Indonesia memastikan lolos ke babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
BACA JUGA:Berapa Cicilan Per Bulan Dari Pnjaman Modal Rp500 Juta KUR BCA 2025?
Garuda memang sedang membutuhkan tambahan pemain tajam di lini depan untuk bersaing di level tertinggi.