
Kesuksesan QRIS tak luput dari perhatian internasional. Pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini mengeluhkan penerapan QRIS dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) yang dinilai membatasi akses pemain internasional dalam sistem pembayaran Indonesia.
Namun, pemerintah Indonesia menegaskan bahwa QRIS tetap terbuka untuk semua pemain, selama memenuhi regulasi nasional, dan menolak kompromi yang merugikan kepentingan nasional.
Isu ini menjadi bagian penting dalam negosiasi dagang Indonesia-AS, menandai pentingnya kedaulatan digital di era globalisasi ekonomi.
Masa Depan QRIS Menuju Masyarakat Nontunai
Bank Indonesia menargetkan 12 juta merchant menggunakan QRIS dalam waktu dekat.
Dengan inovasi berkelanjutan, seperti QRIS Tap dan integrasi lintas negara di kawasan ASEAN, QRIS diproyeksikan akan semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai pionir ekonomi digital di Asia Tenggara.
QRIS bukan hanya alat pembayaran, melainkan fondasi ekosistem ekonomi digital yang inklusif, efisien, dan berdaulat.
QRIS bukan sekadar standar pembayaran, melainkan simbol kemajuan, kemandirian, dan inovasi Indonesia di kancah ekonomi digital global.