Antisipasi Wabah, Petani Pilih Simpan Gabah

Senin 18-05-2020,11:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

INDRAMAYU-Terdesak kebutuhan Lebaran, tak membuat petani di wilayah Kecamatan Anjatan buru-buru menjual gabahnya. Sebagian mereka memilih menyimpan gabah untuk mengantisipasi kemungkinan kesulitan beras saat menghadapi wabah virus corona yang belum bisa dipastikan kapan berakhir. Opsi simpan gabah dipilih lantaran hasil panen musim rendeng menjelang hari raya Idul Fitri tahun ini terbilang bagus. Hasil panen cukup melimpah kendati sempat dibayang-bayangi ancaman gagal tanam imbas musibah banjir di awal tahun lalu. “Alhamdulillah, hasil panen kali ini lebih bagus dibanding musim rendeng tahun lalu. Minim serangan hama dan OPT,” ucap Madi warga Desa Kopyah kepada Radar, Minggu (17/5). Dia membenarkan, hasil panen yang didapat tidak semuanya dijual. Namun disimpan lantaran kekhawatiran wabah virus corona bakal terus berlangsung. Di samping itu, Madi memprediksi musim kemarau tahun ini diperkirakan berlangsung cukup lama. “Setelah bayar zakat, sebagian memang dijual. Sisanya disimpan biar lebih tenang punya gabah. Apalagi kondisi corona sekarang ini, tidak tahu sampai kapan,” ujarnya. Senada dilontarkan Agus, petani lainnya. Gabah yang dijual kurang dari setengah hasil panen yang didapat. Uangnya diperuntukkan untuk kebutuhan lebaran dan persiapan memulai musim tanam gadu berikutnya. “Untungnya harga gabah lagi bagus, yang basah di kisaran Rp4500 /kg dan kering Rp5000/kg,” sebutnya. Menurut Agus, petani lainnya juga melakukan hal serupa yakni menyimpan gabah. Bahkan ada sebagiannya menambah cadangan gabah untuk kebutuhan sendiri mengantisipasi kemungkinan wabah corona berlangsung lama . “Padahal biasanya kalau hasil panen rendeng itu gabahnya langsung dijual buat modal tanam berikutnya. Sekarang karena ada corona, kita lebih mengutamakan keamanan pangan dulu. Baru dijual nanti menjelang musim panen berikutnya,” terangnya. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait