RADARINDRAMAYU.ID - Keputusan PSSI untuk mengakhiri kontrak Shin Tae-yong pasca-gagal di Piala AFF 2024 menarik perhatian media Korea Selatan.
KBS, salah satu media Korea Selatan soroti keputusan PSSI memecat Shin Tae-yong.
Menurut KBS, keputusan itu menunjukkan tekanan tinggi terhadap pelatih dan ekspektasi besar terhadap hasil instan di kompetisi regional.
Dalam laporannya, KBS menyebut Piala AFF 2024 sebagai "Piala Dunia Asia Tenggara," menyoroti pentingnya turnamen ini bagi negara-negara peserta, termasuk Indonesia.
BACA JUGA:Ole Romeny Akui Erick Thohir Merupakan Orang yang Mempengaruhinya untuk Join Oxford United
Namun, mereka juga mempertanyakan langkah PSSI yang memecat Shin Tae-yong hanya karena hasil kurang memuaskan di turnamen tersebut.
“Shin Tae-yong baru-baru ini mendapat kritik keras setelah gagal membawa Timnas Indonesia melaju ke semifinal di Piala AFF 2024,” tulis KBS.
Mereka menambahkan bahwa keputusan tersebut dianggap terburu-buru, terutama karena Shin Tae-yong membawa skuad muda di bawah usia 23 tahun untuk bersaing di turnamen ini.
Media tersebut juga menyoroti kontras antara nasib Shin Tae-yong dan pelatih Korea Selatan lainnya yang berhasil meraih kesuksesan.
“Seorang pelatih asal Korea Selatan berhasil menjadi juara, sementara Shin Tae-yong harus menerima kenyataan pahit dipecat setelah turnamen sepak bola Asia Tenggara berakhir pada akhir pekan,” lanjut laporan itu.
KBS tidak menyebutkan nama pelatih Korea Selatan yang dimaksud, tetapi perbandingan tersebut memperlihatkan bagaimana ekspektasi tinggi di Indonesia berujung pada ketidaksabaran terhadap hasil yang belum sesuai harapan.
Shin Tae-yong, yang memulai kariernya bersama Timnas Indonesia pada akhir 2019, memiliki rekam jejak yang cukup baik.
Ia berhasil membawa perubahan signifikan dalam performa tim, termasuk lolos ke Piala Asia 2023 dan menciptakan fondasi kuat melalui pengembangan pemain muda.
BACA JUGA:INFO A1! Bukan Louis van Gaal, Tapi Sosok Ini yang akan Bantu Patrick Kluivert di Timnas Indonesia
Namun, kegagalan di Piala AFF 2024 tampaknya menjadi faktor utama di balik keputusan PSSI.
Menurut KBS, langkah ini menunjukkan kurangnya kesabaran federasi dalam membangun tim nasional secara jangka panjang.
“Shin Tae-yong memang mengalami tekanan besar selama menangani Timnas Indonesia, terutama karena ekspektasi tinggi dari publik dan federasi,” tulis KBS.
Meski perpisahan dengan Shin Tae-yong menuai pro dan kontra iprahnya di Indonesia meninggalkan sejumlah pelajaran berharga. Salah satunya adalah pentingnya konsistensi dalam membangun tim nasional yang kompetitif.
BACA JUGA:Lucky Hakim: Titik Nol Kabupaten Indramayu Barat Akan Dibangun dalam 100 Hari Pertama Menjabat
Media Korea Selatan menyoroti bahwa pelatih seperti Shin Tae-yong membutuhkan waktu untuk menerapkan filosofi permainan mereka.
“Kegagalan di satu turnamen bukan berarti seluruh program yang direncanakan pelatih tersebut gagal,” ungkap KBS.
Media Korea Selatan menutup laporan mereka dengan menyatakan bahwa tekanan besar terhadap pelatih di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sering kali menjadi hambatan dalam membangun kesuksesan jangka panjang.
“Federasi harus belajar untuk lebih sabar dan mendukung pelatih mereka dalam situasi sulit,” tulis KBS.