INDRAMAYU-Meningkatnya tren bersepeda sejak pandemi Covid-19 melanda, tidak hanya dirasakan oleh toko sepeda. Bengkel sepeda juga kelabakan melayani “pasien”. Sana, salah satu pemilik bengkel sepeda di wilayah Kecamatan Gabuswetan, megaku mengalami lonjakan pelanggan hingga 3 kali lipat dibanding sebelum wabah virus corona. Pelanggan yang datang tidak hanya untuk servis, tapi juga banyak yang ingin mereparasi sepeda lama mereka. “Sampai kewalahan. Tiap hari banyak yang antre servis ada juga yang reparasi sepeda,” ucapnya, Minggu (2/8). Dengan peningkatan kunjungan hingga 300 persen, ia sampai harus menambah dua pekerja untuk membantunya melayani pengunjung. Itupun sebenarnya masih kewalahan. “Karena kebanyakan pemilik sepeda maunya cepat beres. Kalau sekedar servis sih bisa diusahakan. Tapi untuk reparasi ya butuh waktu,” katanya. Soal jenis sepeda yang masuk bengkel, Sana menyebut sangat bervariasi. Namun mayoritas sepeda lipat alias \'seli\' paling banyak karena memang sedang ngehits. Umumnya, pelanggan datang untuk mengganti gir, menambal ban, mengganti ban, dan memperbaiki rem. Di bengkelnya, memasang tarif servis mulai Rp25 ribu per unit. Biaya servis bisa bervariasi dipengaruhi oleh harga suku cadang. “Harga servisnya beragam, tergantung kerusakan sama pergantian suku cadangnya,” terang Dana. Mereparasi sepeda ketimbang beli baru memang menjadi pilihan warga. Salah satunya Jajang. Dia mengaku tak sanggup membeli sepeda baru yang sekarang harganya naik gila-gilaan. “Dulu tahun 2013 beli sepeda lipat harganya masih di bawah satu jutaan. Sekarang saya cek ke toko harganya sudah hampir tiga jutaan. Kan sayang, mending direparasi,” ujarnya. Walau diakuinya, membikin sepeda lipatnya kembali ciamik ternyata butuh dana cukup besar. Dia menghitung untuk pergantian sparepartnya saja sudah menelan duit hampir Rp500 ribu. “Sudah setengah harga dari waktu beli. Tapi gak apa-apa, masih kejangkau lah,” tukasnya. (kho)
Bengkel Sepeda Kebanjiran Pelanggan
Senin 03-08-2020,10:53 WIB
Editor : Leni Indarti Hasyim
Kategori :