Pasutri di Widasari Manfaatkan Limbah Konveksi Jadi Ayunan yang Bernilai

Selasa 24-12-2024,18:00 WIB
Reporter : Burhannudin
Editor : Yuda Sanjaya

RADARINDRAMAYU.ID – Seorang pria bernama Cardim (38) bersama istrinya, Durniti (35), dari Desa Leuwigede Kecamatan Widasari, berhasil menciptakan produk inovatif dan kreatif yang memanfaatkan limbah konveksi. Limbah yang biasa dianggap tidak berguna, kini disulap menjadi sebuah produk bernama "Ayunan Cantik Krisna Leon" yang memiliki nilai jual tinggi.

Usaha ini bermula ketika Cardim melihat peluang dari bekas kain (limbah) konveksi, yang seringkali dibuang oleh banyak orang. 

"Awalnya, karena kakak saya memiliki usaha konveksi, saya coba membuat ayunan dari limbah kain sisa yang sudah tidak digunakan untuk produksi pakaian. Awalnya iseng aja, dari situ, saya mulai aktif memproduksi ayunan pada tahun 2021," ujar Cardim kepada Radar Indramayu, Selasa, 24 Desember 2024.

Dengan ketekunan dan kreativitas, pasangan suami istri (pasutri) ini mulai memproduksi ayunan secara massal. 

Proses produksi dilakukan empat kali dalam satu bulan. Mereka mampu menghasilkan sekitar 400 ayunan, dengan masing-masing produksi menghasilkan 100 ayunan. 

BACA JUGA:KABAR DUKA: Dokter Klub Persib Bandung, dr. Mohammad Rafi Ghani Meninggal Dunia

Ayunan Cantik Krisna Leon ini memiliki kelebihan yang membedakannya dari produk sejenis, yaitu kenyamanan saat digunakan. 

"Ayunan kami tidak perih meski digunakan dalam waktu lama, baik untuk duduk atau tiduran, dan mampu menampung berat hingga 120 kg," tambah Cardim.

Produk ini sudah dipasarkan di berbagai toko mainan di Kabupaten Indramayu dengan harga Rp50.000 untuk ukuran lebar 200 centimeter dan panjang 300 centimeter. Sedangkan Rp150.000 lebarnya 250 centimeter, panjangnya sama, dan ruas tali tepian sejumlah 40 (lebih banyak dari produk seharga Rp50.000).


Beberapa anak-anak bermain ayunan hasil produksi Cardim dan istrinya. -- radarindramayu.id

Selain itu, pasutri ini juga menerima pesanan sesuai dengan ukuran yang diinginkan konsumen.

"Pernah ada yang pesan sampai satunya itu saya beri harga 400 ribu, karena memang besar dan khusus. Kalau yang biasa bikin itu seharga 50 ribu dan 150 ribu saja," katanya. 

Cardim berharap bahwa produk yang mereka hasilkan dapat menginspirasi masyarakat untuk memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat. 


Cardim bersama istrinya (baju merah) saat pembuatan ayunan. -- radarindramayu.id

Menurutnya, limbah yang dianggap tidak berharga justru jika diolah dengan baik bisa menghasilkan uang. 

Kategori :