RADARINDRAMAYU.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu selalu siap menghadapi kemungkinan bencana hidrometeorologi yang datang saat musim hujan.
Plt. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Indramayu, Sutrisno, S.IP., menjelaskan pentingnya persiapan menghadapi bencana hidrometeorologi di wilayahnya.
Menurut Sutrisno, Indramayu memiliki kondisi geografis yang rentan terhadap berbagai bencana, khususnya banjir akibat faktor cuaca dan angin.
"Secara geografis, Indramayu memiliki daerah yang rendah, kalah di bagian selatan saja seperti Sanca dan Cikawung memiliki ketinggian sekitar 20 mdpl (meter di atas permukaan laut) bisa dibayangkan di daerah Eretan (wilayah utara) berapa ketinggiannya," ujar Sutrisno saat ditemui di kantor BPBD Indramayu, Rabu, 19 Desember 2024.
Indramayu juga dikelilingi oleh tiga sungai besar, yakni Sungai Cimanuk di bagian timur, Sungai Cipanas di bagian tengah, dan Sungai Cipunegara di bagian barat.
"Keberadaan sungai-sungai ini meningkatkan potensi terjadinya banjir, yang mempengaruhi sebagian besar wilayah kabupaten," ungkap Sutrisno.
BACA JUGA:Miliano Jonathans Gabung FC Utrecht, Gantikan Ole Romeny yang Hendak Pindah Oxford United?
Dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, BPBD Indramayu telah melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Salah satunya adalah pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana), yang telah dilaksanakan selama empat tahun terakhir.
Sutrisno menyebutkan bahwa sekitar 60 desa telah dibentuk menjadi Desa Tangguh Bencana, yang terdiri dari dua kategori utama: desa-desa yang terletak di aliran sungai dan desa-desa pesisir.
"Desa Tangguh Bencana ini merupakan bagian dari upaya kami untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana. Kami memprioritaskan desa-desa yang terletak di sepanjang aliran sungai dan pesisir yang rentan terhadap banjir," tambah Sutrisno.
Dengan adanya program Destana dan berbagai langkah lainnya, BPBD Indramayu berharap dapat meminimalisir dampak bencana serta meningkatkan kesiapan masyarakat, dalam menghadapi bencana hidrometeorologi yang semakin sering terjadi.