Selain itu, program ini juga menjadi sinyal bahwa sepak bola Malaysia tidak ingin tertinggal dari negara-negara tetangganya dalam memanfaatkan pemain-pemain diaspora yang memiliki bakat besar di luar negeri.
Di tengah upaya perombakan ini, muncul perdebatan di kalangan pecinta sepak bola Malaysia. Sebagian pihak menganggap langkah ini sebagai tiruan terhadap strategi PSSI yang sudah lebih dulu sukses.
Namun, tidak sedikit pula yang melihatnya sebagai strategi adaptif dan wajar dalam dunia sepak bola modern. Inspirasi dari rival adalah hal yang lumrah, terutama jika hasilnya terbukti memberikan dampak positif.
Dengan dimulainya proyek besar ini, sepak bola Malaysia diharapkan mampu keluar dari stagnasi dan kembali bersaing di tingkat regional dan internasional.
BACA JUGA:Pendistribusian Logistik Pilkada Serentak 2024 di Kabupaten Indramayu Selesai
Bagi Harimau Malaya, proyek ini adalah peluang untuk membangun kembali reputasi mereka sebagai salah satu kekuatan utama di Asia Tenggara.
Restrukturisasi FAM menjadi langkah strategis yang patut dinantikan hasilnya. Apakah proyek ini akan membawa Harimau Malaya kembali ke puncak kejayaan? Atau justru menjadi tantangan baru dalam perjalanan mereka?
Yang jelas, sepak bola Asia Tenggara kini semakin kompetitif dengan langkah-langkah ambisius yang diambil oleh negara-negara serumpun.