RADARINDRAMAYU.ID - Rupanya rencana pemerintah menaikkan Pajak Pertambahan Nilai atau PPN sebesar 12 persen di awal tahun 2025, bakal tidak mulus.
Masyarakat pun sudah mulai mengritisi rencana tersebut. Seperti yang dilakukan oleh nitizen atau warganet, para penggiat dunia maya.
Warganet mengajak untuk memboikot rencana kenaikan PPN yang dinilai memberatkan tersebut.
Para netizen pun menyalakan gerakan boikot kenaikan PPN 12 persen dengan gerakan Frugal Living.
BACA JUGA:Cabup Lucky Hakim Imbau Kuwu Tidak Usah Ikut Kampanye Pilkada
Lalu, apa dan bagaimana aplikasi Frugal Living? Seperti diketahui, Frugal Living pada umumnya berarti gaya atau gerakan hidup hemat.
Gaya hidup irit ini tujuannya untuk mengurangi pengeluaran dan gerakan menabung yang lebih banyak.
Gerakan ini sebenarnya sudah berlangsung lama. Istilah ini berasal dari tahun 1930-an. Ketika itu terjadi kelangkaan bahan baku yang memaksa banyak orang untuk hidup hemat.
Sebenarnya gerakan ini seperti tidak ada yang salah. Namun, jika dicermati juga berbahaya bagi pergerakan ekonomi.
Barang atau jasa produsen tidak dibeli oleh masyarakat. Pergerakan ekonomi pun terganggu.
Mengapa Warganet mengajak untuk memboikot kenaikan PPN 12 persen dengan gerakan Frugal Living? Karena masyarakat meyakini kenaikan pajak tersebut bakal kian menyekik mereka.
Gerakan boikot itu pun menjadi perbincangan yang hangat di media sosial X. Bahkan menjadi trending topic. Dengan lebih dari 10 ribu cuitan di tweet X Indonesia.
Dari isi tweet tersebut, sebagain besar warganet mengeluh. Selain itu juga mempertanyakan keputusan pemerintah yang akan menaikkan PPN menjadi 12 persen pada awal tahun 2025.