Tim Dosen STIKes Indramayu bergerak Menurunkan Stunting di Desa Wanantara

Jumat 18-10-2024,09:48 WIB
Reporter : Adun Sastra
Editor : Leni indarti hasyim

INDRAMAYU,RADARINDRAMAYU.ID -  Stunting atau kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis masih menjadi masalah serius di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2023, angka prevalensi stunting nasional berada di angka 21,6%.

Meski sudah menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, angka ini masih jauh dari target yang dicanangkan oleh pemerintah, yaitu mencapai prevalensi 14% pada tahun 2024.



Pernyataan itu disampaikan Setyo Dwi Widyastuti, S.KM., M.KM, selaku Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat PKM) yang juga dosen Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat) yang didampingi Dartiwen, S.ST., M.Kes dalam siaran persnya, Rabu, 16 Oktober 2024, di ruang kerjanya.

Setyo menjelaskan, di Kabupaten Indramayu, kasus stunting juga menjadi perhatian dengan angka prevalensi sebesar 28,2% pada tahun 2023. Kondisi ini mendorong berbagai pihak untuk melakukan langkah nyata.

BACA JUGA:18 Simpul Relawan Anies Baswedan Deklarasi Dukung ASIH di Pilgub Jabar 2024

Program yang berlangsung sejak Januari hingga saat ini bertujuan untuk mengedukasi kader posyandu terkait kebutuhan gizi pada balita, dan pelatiahn pembuatan makanan tambahan (PMT) bagi balita berbahan pangan lokal, yang merupakan salah satu upaya mendukung penurunan stunting di daerah tersebut.

Bahan, kata Setyo, pangan lokal yang dimanfaatkan adalah sayur kangkung, namun tidak terbatas hanya pada kangkung, bayam, daun kelor, terong, daun singkong, okra, dan ubi dapat pula dijadikan makanan tambahan bagi balita.

Untuk mendukung program tersebut kata dia,, kader posyandu dibekali satu set pelaratan dapur mulai dari alat masak hingga alat untuk menyajikan. Tim PkM dosen telah menyusun berbagai resep makanan tambahan berbasis pangan lokal ke dalam sebuah buku yang telah terdaftar Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dengan nomor pencatatan 000777944.

Hal itu menjadikannya sebagai panduan bagi masyarakat dalam menyediakan makanan sehat bagi balita mereka.
Tidak hanya fokus pada pengolahan, untuk menjamin ketersediaan bahan pangan lokal, tim PkM Dosen juga membimbing kader posyandu dalam proses penanaman bahan pangan tersebut.

BACA JUGA:Siapa Saja Pemain Pilihan Nova Arianto untuk Timnas U17 di Kualifikasi Piala Asia 2025? Ada 2 Pemain Diaspora!

Tanaman ini ditanam secara semi-hidroponik, metode yang lebih praktis karena tidak memerlukan penyiraman secara rutin, sehingga masyarakat dapat menanam dengan lebih mudah di pekarangan rumah mereka. Tanaman bahan pangan ini diberi nama "Taman Gizi" sebagai simbol upaya peningkatan kualitas gizi di Desa Wanantara.

Program PkM, lanjut dia, ini sejalan dengan upaya pemerintah pusat dan pemerintah Kabupaten Indramayu dalam menurunkan angka stunting, yang masih menjadi tantangan besar di berbagai wilayah Indonesia. Dengan dukungan pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM).

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, diharapkan kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat Desa Wanantara dan menjadi contoh program pengembangan pangan lokal yang berkelanjutan.

"Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat dapat memahami pentingnya pangan lokal dalam memenuhi kebutuhan gizi balita, serta ikut berperan dalam program penurunan stunting di daerah mereka," ujar Ketua Tim PkM Dosen STIKes Indramayu.

BACA JUGA:Upaya Lestarikan Flora dan Fauna, Taman Kehati Makin Asri

Hingga saat ini, program ini telah berhasil memberdayakan kader posyandu dalam menanam dan mengolah pangan lokal, serta mempopulerkan makanan tambahan bergizi berbasis bahan lokal sebagai alternatif untuk balita.

Diharapkan, ke depannya masyarakat Desa Wanantara semakin mandiri dalam meningkatkan kualitas gizi keluarga, khususnya untuk mendukung pertumbuhan optimal anak-anak mereka.

Program ini tidak hanya menjadi wujud nyata pengabdian dosen kepada masyarakat yang merupakan salah satu kewajiban dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi, tetapi juga menunjukkan kolaborasi yang kuat antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah dalam menghadapi masalah kesehatan nasional.

Selain STIKes Indramayu, program PKM ini juga dilakukan bersama  Universitas Wiralodra (Unwir) Indramayu yang melaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Desa Wanantara. Tim PkM Dosen yang terdiri dari Setyo Dwi Widyastuti, S.KM., M.KM selaku Ketua Tim (Dosen Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat), Dartiwen, S.ST., M.Kes (Dosen Prodi Profesi Bidan), dan Entus Hikmana, S.Pt., MP. (Dosen Fakultas Pertanian Unwir).

BACA JUGA:UIN Siber Cirebon Resmi Beroperasi, Menag Optimis Jadi Primadona Pendidikan Tinggi

Sebagai anggota. dalam pelaksanaannya kegiatan PkM ini dibantu oleh Rudiansyah, S.KM., M.Kes (Dosen prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat)."Semuanya terjun di lapangan,"pungkasnya. (dun)

Kategori :