Dirut RSUD di Cirebon Mundur, Aan: Kabarnya Banyak Dokter Juga Mau Mundur

Jumat 02-08-2024,10:20 WIB
Reporter : Samsul Huda/ Andri Wiguna/ Den
Editor : Leni indarti hasyim

CIREBON, RADARINDRAMAYU.ID - Mundurnya dua Dirut RSUD milik Pemkab Cirebon berbuntut panjang. Terbaru, para dokter di RSUD pun disebut-sebut ingin mundur. Hal ini seperti dikemukanan Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Aan Setiawan SSi.

Aan mengatakan, manajemen rumah sakit umum daerah ini harus dibenahi. “Kabarnya memang banyak dokter yang ingin mundur. Mungkin insentif mereka juga kurang karena jumlah pasien semakin menurun. Ditambah, RSUD Arjawinangun saat ini diapit oleh lima rumah sakit swasta yang mutu pelayanannya bagus," kata Aan saat berbincang dengan Radar Cirebon, Kamis (1/8/2024).

Padahal, kata Aan, tahun ini RSUD Arjawinangun dapat suntikan dana Rp15 miliar dari pemkab. Anggaran itu untuk dua kegiatan. Rp10 miliar untuk perluasan lahan, sementara yang Rp5 miliar untuk pengadaan alat-alat kesehatan (alkes).

“Ini anggaran yang tidak sedikit. Jangan sampai anggaran yang diberikan sia-sia. Jangan sampai kunjungan pasien semakin menurun, sedangkan lahan diperluas. Ini untuk apa sebetulnya. Belum lagi alkes yang mau ditambah. Kan percuma juga kalau tidak ada pasiennya," terangnya.

BACA JUGA:Kendalikan Hama, Mahasiswa dan Dosen dari IPB Adakan Sosialisasi di Desa Bunder

Ia meminta pemerintah daerah segera merombak total manajemen RSUD Arjawinangun. Sebab, penempatan pegawai di RSUD ini tak sesuai ilmu manajemen rumah sakit. "Apalagi dirutnya sudah ingin mundur dan kabarnya minta pindah. Makin kacau lagi kalau diganti dengan orang yang tidak ngerti manajemen kesehatan. Kalau ini dibiarkan, RSUD Arjawinangun bisa tutup," paparnya.

“Selama ini, saya sebagai Ketua Komisi IV yang membidangi kesehatan, tidak sedikit pelayanan di RSUD Arjawinangun itu dikeluhkan pasien. Imbasnya, kunjungan pasien turun drastis. Kalau terus dibiarkan dan tidak ada perbaikan pelayanan, tidak menutup kemungkinan RSUD Arjawinangun terancam bangkrut," sambung Aan.

Padahal, setiap rapat komisi dengan pihak rumah sakit, pihaknya selalu mengingatkan untuk memaksimalkan pelayanan. Buruknya pelayanan, kata Aan, dirasakan saudaranya sendiri yang harus dioperasi dengan konsekuensi dibius total. Setelah operasi, kata dia, pasien ditempatkan di ruang perawatan dalam kondisi belum sadar. “Ini kan berbahaya dan kami tidak tahu prosedurnya seperti apa. Pokoknya tidak sedikit yang membuat kecewa terhadap pelayanan di RSUD," imbuhnya.

Harusnya, tambah Aan Setiawan, saat sudah BLUD, manajemen RSUD Arjawinangun segera berbenah dan memperbaiki pelayanan. Sebab berdampak pada pendapatan rumah sakit dan kesejahteran dokter, serta pegawai lainnya.

BACA JUGA:Mahasiswa UINSSC dan IPEBA Lakukan Sosialisasi Pendidikan Karakter dan Donor Darah

ABRAHAM: ADA TEKANAN ATAU APA?
Terpisah, pejabat senior esselon II di lingkungan Pemkab Cirebon Drs H Abraham Mohammad MSi mengatakan pengunduran diri dua rekannya itu menjadi hal yang tidak disangka dan mengagetkan banyak pihak.

“Kami selaku rekan kerja juga kaget. Tidak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba mundur. Saya melihatnya tidak wajar karena bisa bersamaan waktunya. Ada apa ini, apakah karena tekanannya tinggi atau karena apa,” ujar Abraham.

Menurut dia, dr Luthfi dan dr Bambang menjabat setelah melewati proses open bidding yang lumayan panjang. Tentunya sudah dipikirkan bagaimana risiko pekerjaan dan tanggung jawabnya. Sehingga, kalau mundur di tengah jalan, ia melihat hal tersebut adalah hal yang tidak biasa.

“Saya mendorong DPRD untuk ambil sikap. Saya kira ini jadi pertanyaan banyak pihak, saya tahu dan kenal betul dua orang yang mundur ini," imbuhnya.

BACA JUGA:FIM Minta Kejari Usut Tuntas Kasus Panji Gumilang

Kategori :