Luar Biasa..!! Institut Padhaku Segeran Jalin Kerjasama dengan Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Tiongkok

Minggu 31-03-2024,10:00 WIB
Reporter : Adun Sastra
Editor : Leni indarti hasyim

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID  – Kepercayaan publik terhadap Institut Pangeran Dharma Kusuma (Institut Padhaku) Segeran Juntinyuat Indramayu tidak diragukan lagi. 

Perguruan tinggi di bawah naungan Yayasan Ibu Hj Chodijah (Yabujah) Segeran kini mulai merambah ke dunia internasional. Kali ini Pemerintah Tiongkok melalui Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama (NU) Tiongkok mulai menjajagi kerjasama dengan institut kebanggaan kaum nahdliyin.

Salah satu kerjasamanya adalah menjalin kolaborasi dengan Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama (NU) Tiongkok dengan menggelar bedah buku “ Santri Indonesia di Tiongkok" 

Kegiatan yang digelar di Aula Institut Padhaku itu diisi dengan kegiatan seminar yang menghadirkan narasumber yaitu Kaula Fahmi, Ahmad Musyafa dan Akhmad Rifai. Kegiatan ini diikuti oleh 243 peserta secara tatap muka dan 125 melalui daring.

BACA JUGA:Disdikbud Komitmen Cegah Kasus Perundungan di Sekolah

"Buku ini merupakan karya Ahmad Syaifuddin Zuhri. Santri Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Tiongkok dan juga Rois Syuriah PCI NU Tiongkok," jelas Ahmad Musyafa yang didaulat sebagai nara sumber pertama. 

Ia menjelaskan narasi keliru tentang China terus berkembang. Hal ini karena masyarakat di tanah air masih melihat negara itu seperti saat masih berada di bawah kekuasaan Mao Zedong melalui Revolusi Kebudayaannya.

Padahal, kata dia, kondisi itu telah berubah setelah negara itu beralih di bawah tampuk kepemimpinan Deng Xiaoping. Melalui kebijakan reformasi ekonomi dan “open door policy” yang diterapkan, negara itu mulai terbuka dengan dunia luar. 

Salah satunya dengan merangkul seluruh etnik dan umat beragama. Termasuk juga  komunitas muslim untuk hidup berdampingan di negara itu.

BACA JUGA:Patroli Ngabuburit Rutin selama Ramadan

“Pembangunan rumah-rumah ibadah juga tumbuh signifikan. Sayangnya masih banyak yang memandang China dengan kaca mata sebelum Deng Xiaoping,” kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Kaprodi PTI Institut Padhaku, Akhmad Rifai merasa kagum terhadap buku tersebut. Menurutnya, santri sering kali di diskreditkan kuno, tradisional dan tidak modern. 

Akan tetapi melalui buku ini, lebih lanjut priq asli kelahiran Segeran, memposisikan santri di posisi yang luar biasa. "Saya benar-benar kagum sama buku ini. Mengapa tidak? Karena buku ini sejatinyq memberikan gambaran faktual Islam dan menjadi jembatan untuk memperkuat gagasan Islam Nusantara,"katanya. 

Dalam buku tersebut, Rifai menjelaskan dirinya tertarik dengan topik Toleransi.

Kategori :