Kisahnya bermula pada 2012 silam ketika Subagja bertugas di Proyek Bandara Kualanamu Medan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Di sela-sela kesibukannya, Subagja yang mempunyai kelebihan dalam memantau bakat pesepakbola usia dini selalu menyempatkan waktu untuk melihat Egy dan teman-temannya bermain bola di sebuah lapangan dekat proyek.
Subagja pun terpesona dengan kepiawaian Egy mengolah si kulit bundar. Hingga akhirnya ia meminta izin kepada orang tua Egy untuk membawanya ke Jakarta.
Subagja yang juga merupakan ayah angkat dari mantan pemain timnas Firman Utina akhirnya membawa Egy sebagai anak angkat ke Cirebon dididik dan dibina menjadi pesepakbola handal. Egy yang kala itu baru berusia 11 tahun digembleng oleh para pelatih Bina Sentra Football Academy Cirebon yang didirikan Subagja.
Karena bakatnya yang istimewa, Subagja kemudian meminta bantuan Raden Isnanta yang saat itu menjabat sebagai Asdep Sentra Kemenpora RI untuk memasukkan Egy ke Sekolah Khusus Olahraga (SKO) di bawah naungan Kemenpora.
Langkah dan upaya Subagja memasukkan Egy ke SKO Ragunan sangat tepat. Tempaan para pelatih di SKO Ragunan membuat kualitas permainan Egy meningkat pesat hingga akhirnya terpilih menjadi skuat Timnas U-16. Berlanjut ke Timnas U-17, U-19 dan puncaknya menjadi pemain Timnas Senior yang membela Indonesia di berbagai ajang internasional.
Tak berhenti sampai di situ, Subagja terus mengawal perjuangan Egy untuk mewujudkan mimpinya bisa bermain di Liga Eropa.
Pada 2018 Subagja terbang ke Polandia bersama Egy untuk menandatangani kontrak dengan klub Polandia Lechia Gdansk.
Usai merasakan merumput di Liga Polandia selama kurang lebih tiga musim, Egy kemudian pindah ke FK Senica di Liga Slovakia pada musim 2021/2022. Berlanjut ke klub ViOn Zlate Moravce pada musim 2022.
BACA JUGA:Jadi Kado Akhir Tahun, Yamaha Luncurkan Varian XMAX Tech MAX
Setelah kurang lebih lima tahun berkiprah di Liga Eropa Egy akhirnya kembali ke Tanah Air. Kini pesepakbola kelahiran Medan 7 Juli 2000 ini membela klub Liga 1 Dewa United. (jpnn)