BONGAS, RADARINDRAMAYU.ID – Musim kemarau membuat bisnis jual beli bibit tanaman buah dan hias terdampak, penjualan turun drastis. Para pedagang kesulitan menuai untung.
Seperti dirasakan Nanang, pedagang bibit tanaman di Kecamatan Bongas. Ia mengaku, penjualan harian mengalami penurunan hingga 70 persen. Kondisi itu terjadi sejak awal bulan lalu.
“Turun drastis. Pembelian jarang, untungnya minim, tidak seperti saat musim penghujan,” kata dia kepada Radarindramayu.id, kemarin.
Pembeli saat musim kemarau ini, ungkap dia, hanya pelanggan tetap. Yakni para penggemar tanaman buah dalam pot alias tabulampot yang mencari koleksi bibit baru. Sedangkan konsumen umum, jarang yang datang dilapaknya.
BACA JUGA:Rokok Ilegal Tanpa Cukai Marak Di Haurgeulis
BACA JUGA:Hari Ini Masjid Syarif Abdurrahman Akan Diresmikan Oleh Wapres Maruf Amin di Astana Gunungjati
Menurut Nanang, masyarakat saat ini sejatinya memiliki kesadaran tinggi dalam penghijauan.
Namun karena keterbatasan lahan, mereka memilih menanam pohon secara praktis yakni menggunakan pot maupun media lainnya seperti planter bag, ember, kaleng atau dari barang bekas lainnya. Sehingga lebih mudah ditempatkan di sekitar area rumah.
Demikian juga dengan ketersediaan air. Warga lebih mengandalkan guyuran hujan, air dalam tanah maupun saluran irigasi.
Karena itu, lonjakan penjualan paling drastis terjadi memasuki musim penghujan.
BACA JUGA:Momen Pilgub Jawa Barat, Desi Ratnasari Maju dan Tunggu 'Dikawin' Cagub Lain
BACA JUGA:Verrell Bramasta: 3 Hari Tidak Mandi Karena Sakit
Diapun akan mulai menambah stok. Selain memperbanyak bibit tanaman sendiri, juga mendatangkannya dari daerah lain.
Seperti mangga, jambu air, jambu kristal, belimbing, lengkeng, rambutan, alpukat sampai durian.
Untuk tanaman jenis buah-buahan ini dikembangkan dengan teknik okulasi dan cangkok. Sedangkan tanaman kayu, diperbanyak dengan persemaian biji.
Pedagang lainnya, Caya membenarkannya. Selama musim kemarau berlangsung, omzet penjualannya ikut menurun. Berbeda kala musim penghujan tiba.
BACA JUGA:STKIP Segeran Siap Berubah Menjadi Institut Pangeran Dharma Kusuma (Padhaku), Buka Fakultas Teknik
BACA JUGA:Pertagas Gelar Pelatihan Pembuatan Konten Bagi Pemuda di Sekitar Pantai Rembat
Yang diperkirakan berlangsung mulai akhir tahun ini. Dia dan pedagang lainnya mulai mendatangkan bibit tanaman buah dan hias dalam jumlah besar dari Kabupaten Majalengka, Subang dan Sumedang. Cara ini untuk menekan harga beli dan jual bibit agar lebih murah.
“Konsumen sekarang maunya beli yang murah-murah saja, tapi rada banyakan. Umumnya sih untuk tanam perdana sama untuk tambal-sulam dari tanaman yang sudah ada. Pas musim kemarau kan banyak yang mati kurang air,” jelas dia.
Caya juga mengakui, bibit tambulampot paling banyak diburu pembeli. Hal ini karena menanam buah dalam pot yang relatif mudah perawatan dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Selain untuk hobi, tabulampot juga untuk mempercantik halaman rumah yang tidak terlalu luas. (kho)
BACA JUGA:Camat di Indramayu Diminta Ngantor di Pintu Air, Demi Amankan Distribusi Air