MAJALENGKA, RADARINDRAMAYU.ID - Ternyata tidak semua angkatan kerja tertarik dengan kegiatan Job Fair yang digelar Pemerintah Kabupaten Majalengka, salah satunya seperti Andi warga Cigasong yang mengaku lebih memilih berwirausaha sendiri dengan membuka usaha jualan makanan ringan dan jajanan anak anak.
Andi yang mengaku hanya lulusan SLTA tersebut mengaku lebih senang dengan berusaha seperti itu, dengan alasan lebih bebas dan tidak terikat, apalagi status dirinya yang lulusan SLTA akan sulit bersaing dengan lulusan sarjana .
“Sebenarnya sih saya ingin kerja di perusahaan atau pabrikan, tapi kan sulit karena biasanya jumlah lowongan pekerjaan tidak sebanding dengan jumlah pelamar, sehingga kesempatanya sangat kecil. Tapi kalau saya bekerja sendiri seperti ini peluangnya lebih besar, selain itu saya tidak terikat dengan waktu,”ucap pria yang kerap keliling berjualan ke sekolah sekolah tersebut.
Berbeda dengan Andi, Dadang mengaku lebih memilih membantu mengikuti usaha sang ayah yakni berjualan helm, serta menjual aksesoris perlengkapan sepeda motor. Ia mengaku usahanya tersebut tergolong cukup meski tidak bisa dikatakan maju pesat. Namun sudah mampu menutupi kebutuhan ia dan keluarganya.
BACA JUGA:Dua Pengedar Narkoba asal Cirebon Ditangkap Polisi
Saat ditanya mengapa memilih menjual helm, Dadang menjelaskan, jika pengguna sepeda motor saat ini semakin banyak, bahkan motor sudah menjadi bagian dari transportasi wajib yang dimiliki masyarakat. Dan helm merupakan salah satu kewajiban yang harus dimiliki para pengendara sepeda motor, melihat peluang itu, akhirnya ia memutuskan untuk berjualan helm dan aksesoris sepeda motor yang ternyata keuntungan cukup lumayan.
“Besarnya angka pengguna sepeda motor di saat ini tentunya membuat pasar jual beli helm makin ramai, bahkan banyak sekali pedagang helm yang menjual di pinggir jalan atau secara berkeliling, itu artinya peluang untuk jualan helm sangat tinggi. Oleh karenanya saya memilih untuk berjualan helm dan aksesoris motor,”ucapnya.
Ditanya soal keuntungan, ia mengaku bisa mendapatkan keuntungan antara 4 sampai 5 juta per bulan jika kondisi sepi, tapi kalau lagi ramai bisa diatas Rp 10 jutaan.
Tokoh akademisi asal Maja yang menjabat sebagai Lektor Unswagati Cirebon Dr H Dadan Topik menjelaskan, meski saat ini banyak bermunculan pabrik di Majalengka, tapi dirinya melihat hal tersebut tidak dikawal secara serius oleh pemerintah daerah (Pemda) majalengka maupun Dinas tenaga Kerja, pasanya kata pria yang juga berprofesi sebagai lawyer tersebut, bisa saja bahkan banyak perusahaan yang dalam kegiatan penerimaan karyawan bukan warga asli Majalengka, melainkan dari daerah luar.
BACA JUGA:Keren Nih, SDN 4 Langut Lakukan Simulasi ANBK Mandiri 2023
Selain itu dirinya juga menemukan adanya praktek praktek yang dilakukan entah oleh oknum siapa, dengan sistem berbayar untuk bisa masuk salah satu perusahaan.
“Oleh sebab itu Pemda Majalengka dan dinas terkait harus mengawal hal itu, jika perlu Pemda memanggil seluruh perusahaan untuk memastikan tidak adanya sistem tersebut, termasuk untuk mengutamakan tenaga kerja asal majalengka,”ucapnya.
Saat disinggung soal UKM, Dadan juga menambahkan, jika ranah pengembangan UMKM menjadi kewenangan Pemda, untuk selanjutnya dan mulai dari sekarang Pemda harus banyak berkomunikasi dengan perusahaan yang ada di Majalengka untuk bisa menjadikan UMKM sebagai binaan, atau menjadi bapak angkatnya.