Kendalikan Harga, Petani Desak PT Garam Serap Produksi Garam Rakyat

Selasa 08-08-2023,15:00 WIB
Reporter : Kholil ibrahim
Editor : Leni indarti hasyim

KANDANGHAUR, RADARINDRAMAYU.ID – Harga garam krosok anjlok. Hingga beberapa bulan kedepan, harganya diprediksi bakal terus menukik tajam seiring berlangsungnya musim panen raya.

Para petani garam rakyat diwilayah pesisir pantura Bumi Wiralodra mendesak PT Garam (Persero) turun tangan.

Mengendalikan harga beli garam. Caranya, salah satu badan usaha milik negara (BUMN) itu segera menyerap garam produksi petani.

"PT Garam harus bisa menjadi stabilisator dalam situasi anjloknya harga garam rakyat saat ini. Supaya petani garam tidak terlalu dirugikan,” kata Darman, petani garam di Kecamatan Kandanghaur, kemarin.

BACA JUGA:Siap-siap Mulai September Negara Buka Lowongan Kerja, Buruan Daftar!

BACA JUGA:Dua Tahun Pemkab Indramayu Selesaikan 3.090 Aduan I-Ceta

Permintaan itu menyikapi anjloknya harga jual garam pada musim produksi di puncak panen raya garam diawal Agustus ini.

Semenjak beberapa pekan lalu, harga jual garam ditingkat petani dikisaran Rp1 juta perton. Padahal sebulan sebelumnya atau diawal musim produksi, harganya masih diatas Rp2,5-Rp3 juta perton.

Darman memperkirakan, produksi garam tahun ini akan meningkat dari tahun lalu. Sebab, berdasarkan informasi dari BMKG, kemarau tahun 2023 ini cukup bagus serta sangat mendukung terhadap produksi garam.

Sehingga salah satu penetrasi yang perlu dilakukan untuk menahan anjloknya harga hingga di titik terendah adalah dengan memanfaatkan peran stategis PT Garam sebagai satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

BACA JUGA:Prediksi Pertandingan Persib Bandung vs Persis Solo Malam Ini, Waspada Ramadhan Sananta!

BACA JUGA:Peserta Didik Baru di Al Zaytun Ternyata Masih Cukup Banyak

“Harga yang jatuh pasti berpengaruh terhadap ekonomi petani garam yang ikutan terperosok,” ujarnya.

Petani garam asal Kecamatan Losarang, Ali Mustadi juga menyatakan hal yang sama. PT Garam yang menjadi kepanjangan tangan pemerintah segera terjun kelapangan.

Menyerap garam petani supaya harganya stabil. Jangan sampai merosot terlalu tajam, hingga merugikan para petani.

Pihaknya juga meminta pemerintah melakukan intervensi. Yakni dengan menekan para importir garam untuk secepatnya menyerap garam rakyat.

BACA JUGA:Quo Vadis Preferensi ldeologi dan Politik Generasi Gen Z

BACA JUGA:Kang Guru Abas Bangga Produk Sandal dan Sepatu Merek ULVI'S Milik Santri

Sebab selama ini penyerapan garam terbesar itu dari para importir. Tidak hanya mengimpor dari luar negeri saat terjadi kelangkaan garam, mereka memiliki tanggungjawab untuk menyerap garam rakyat ketika musim panen tiba.

Kemudian, pemerintah melalui kementerian terkait harus campur tangan dalam tata niaga garam. Dengan melakukan standarisasi harga melalui penetapan Harga Pokok Pembelian (HPP) untuk garam rakyat.

“Yang menjadi salah satu penyebab harga garam tidak stabil, karena pemerintah melalui kementerian terkait belum menetapkan harga pokok pembelian pada komoditi ini guna melindungi dan memberdayakan petani garam,” terang dia.

Dampaknya, tambah Mustadi, petani garam selalu berada di posisi tawar yang lemah. Padahal jika ini dilakukan, maka akan membantu tercapainya stabilitas harga ke depan menuju swasembada garam. (kho)

BACA JUGA:Ujian SIM Kini Jadi Lebih Mudah, Tak Ada Lagi Lintasan Angka 8 yang Bikin Gagal

BACA JUGA:Tak Perlu Ke Dokter Gigi, Ini 4 Cara Menghilangkan Karang Gigi Secara Alami Sendiri di Rumah

Kategori :