Si Monyong Rusak Persemaian Padi, Inbar Darurat Hama Tikus

Jumat 28-07-2023,15:00 WIB
Reporter : Kholil Ibrahim
Editor : Leni indarti hasyim

SUKRA, RADARINDRAMAYU.ID – Hama tikus terus merajalela. Tidak pandang usia tanaman. Tak hanya menyerang tanaman padi yang siap panen. Si monyong juga melahap bibit-bit padi yang lagi disemai.

Seperti yang terjadi di areal persawahan wilayah pantura Kecamatan Sukra. Dilaporkan beberapa petak persemaian padi mengalami kerusakan akibat digerogoti gerombolan tikus. Petani merugi, juga terancam gagal tanam.

Seperti dialami Yani, petani di Desa Sukra. Bibit padi berumur sekitar 10 hari di lahan semainya seluas 10x6 meter diterjang hama tikus. Hanya dalam waktu semalam.

“Kemarin masih utuh, sekarang hampir separuhnya rusak,” ucap dia kepada Radar, Jumat (28/7).

BACA JUGA:Tak Punya e-KTP, Pemilih Pemula Tetap Bisa Mencoblos

BACA JUGA:Sambut Tahun Baru Islam 1445 H, PWP RU VI Balongan Santuni 150 Anak Yatim

Padahal lahan semainya sudah diputari pagar pengaman berupa lembaran plastik setinggi setengah meter. Ia pun menebar racun dan perangkap agar hama tikus tak bisa masuk. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil. Tetap bobol juga.

Dia pun kini berpikir untuk melakukan semai ulang. “Ya terpaksa semai ulang. Konsekuensinya musim tanam dan perkiraan panen mundur dari jadwal,” keluhnya.

Yani menduga, penyebab serangan hama tikus akibat masih banyaknya areal persawahan yang belum diolah.

Bukan salah petani. Hal ini lantaran minimnya pasokan air menyusul masih berlangsungnya perbaikan saluran irigasi dari wilayah Bugis sampai Ujunggebang.

BACA JUGA:Ngariung Mungpulung, XSR Brotherhood Indonesia Regional Jawa Barat Rayakan Anniversary Pertama

BACA JUGA:Jadwal Lengkap BRI Liga I 2023/2024 : Ada Persib vs Persik dan Persija vs Persebaya

Sehingga pembagian air irigasi terpaksa dijatah. Imbasnya, masa tanam musim gadu tahun ini tidak bisa serentak. “Kalau sampai suplai airnya terus-terusan seperti sekarang ini, bisa jadi kami gagal tanam,” terangnya.

Tokoh petani Inbar, Nurya menyatakan, kondisi saat ini bisa disebut darurat hama tikus. Terjangan si monyong pada musim gadu tahun ini telah menjadi momok menakutkan bagi petani di hampir wilayah barat Bumi Wiralodra .

Selain sulit dikendalikan, populasi hewan pengerat juga tinggi. Terlihat dari hasil gropyokan ataupun pengemposan yang dilakukan oleh para petani. Meski sudah banyak hama tikus yang berhasil dibasmi, tetapi diprediksi masih banyak lagi yang masih hidup.

Para petani pun masih terus dibuat waswas untuk bercocok tanam. Sebagian mereka bahkan siang malam rela berburu tikus.

“Petani sudah ampun-ampun kena hama tikus terus. Yang mau dipanen dan mulai pembibitan sudah diserang. Kalau nekad tanam jangan-jangan nanti serangannya malah lebih parah,” jelasnya. (kho)

BACA JUGA:Setelah Lapak Liar Dibersihkan, Kawasan Sport Center Bakal Dipercantik

BACA JUGA:Radar Indramayu Apresiasi Kinerja Kapolres Dr M Fahri Siregar

Kategori :