BANGODUA, RADARINDRAMAYU.ID – Petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Tani Sari IV Desa Wanasari Kecamatan Bangodua ramai-ramai lakukan pengendalian hama tikus dengan gropyokan tikus, Kamis (20/7) hal itu sebagai upaya pengendalian serangan hama tikus saat musim tanam di wilayah Kecamatan Bangodua.
Kegiatan yang diikuti Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari UPT Dinas Ketahanan Pangan Pertanian (DKPP) Kecamatan Bangodua ini mereka melakukan pengendalian hama tikus dilahan pertanian seluas 50 Hektare (Ha).
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Wilbin Wanasari, Toto S SP mengatakan pengendalian tikus merupakan agenda setiap memasuki musim tanam yang kegiatannya dilakukan oleh para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) atau Kelompok Tani (Poktan) di setiap desa.
PPL sebatas memfasilitasi untuk membantu para petani saat melaksanakan pengendalian tikus, yang merupakan hama pengerat yang sangat diwaspadai oleh para petani.
BACA JUGA:Adanya Laporan Dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang, Pemerintah Blokir Rekening Terkait Al Zaytun
BACA JUGA:Tingkatkan Sinergitas, Direksi PT KPI & Pjs. GM RU VI Temui Kapolda Jabar
"Kita hanya membantu bagaimana pelaksanaan dilapangan, agar kegiatan gropyokan tikus berjalan sesuai dengan harapan petani untuk kendalikan perkembangan hama tikus disawah," ujarnya.
Disampaikan Toto pada saat gropyokan tikus menyasar titik atau tempat- tempat yang di sinyalir menjadi tempat persembunyian atau sarang-sarang tikus, seperti lubang yang terdapat di sepanjang saluran irigasi, ataupun tempat lainnya.
"Kita lakukan pengemposan gunakan belerang dan tabung gas, di lubang-lubang yang di duga sebagai sarang tikus. Ini petani lakukan secara rutin agar hama tikus bisa terkendali dan tidak terlalu merusak tanaman padi milik petani, dan ini sebagai upaya petani agar hasil panennya tetap tinggi," paparnya.
Sementara itu, Ketua Poktan Tani Sari IV Desa Wanasari Carim mengatakan gropyokan tikus telah menjadi agenda dari kelompok tani, yang dilakukan setiap musim tanam tiba. Dikatakannya kegiatan itu upaya dari petani agar saat penanaman padi tidak dirusak oleh hama tikus. Sehingga gropyokan tikus menjadi agenda yang sangat rutin dilakukan sebelum, dan pada saat masuk musim tanam.
BACA JUGA:Chery Luncurkan Dua Varian SUV Premium Terbaru di GIIAS 2023 untuk Memenuhi Tren Permintaan Pasar
BACA JUGA:Program Disdukcapil Patas, Bikin KTP dan KK Cukup di Rumah. Ini Syaratnya
"Tikus kan dapat berkembangbiak secara cepat, satu ekor betina saja dapat beranak berapa ekor sekali melahirkan, jika tidak rutin lakukan gropyokan ya bisa-bisa tidak terkendali imbasnya bisa sangat merugikan kami sebagai petani," ujarnya.
Carim berharap gropyokan tikus yang rutin dilaksanakan kelompok taninya itu, bisa menjaga tanaman padi dari serangan hama tikus yang berlebihan, sehingga berdampak pada stabilnya hasil panen.
"Selain gropyokan tikus, kami poktan juga rutin kendalikan hama lainnya, seperti pengendalian hama wereng atau hama lainnya kemudia kami bersyukur PPL selalu siap saat dibutuhkan baik saat kegiatan pengendalian hama, sampai bisa konsultasi terkait penanganan solusi penyakit tanaman padi," katanya. (oni)
BACA JUGA:Pemilu 2024, Supendi dan Kuwu Dukung Yoseph Umarhadi
BACA JUGA:Semangat Luar Biasa Para Perempuan Inspirator dalam Mencegah Stunting