RADARINDRAMAYU.ID - Penyakit antraks dapat menular melalui berbagai media, seperti yang dijelaskan oleh Medik Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jawa Tengah Slamet.
Slamet mengatakan, spora antraks itu dapat menular melalui kontak dengan hewan dan memakan daging hewan yang sudah tertular bakteri.
Ini penting bagi warga atau peternak melakukan pencegahan dini, apabila menemukan hewan sakit dan memiliki ciri ada pendarahan di lubang tubuh itu perlu diwaspadai.
"Cirinya itu pada hewan yang sakit atau mati ada gejala darah yang keluar dari mulut, kuping, kemudian hidung, dubur dan alat kelamin," katanya, mengutip dari jpnn.com, Kamis (6/7).
BACA JUGA:Demo Jilid 3 di Mahad Al Zaytun Dilakukan Oleh ASRI
BACA JUGA:Larang Ponpes Turun ke Jalan, FPP Sebut Persoalan Mahad Al Zaytun Sudah Ditangani oleh Pemerintah dan Polri
Apabila spora antraks tertular ke manusia, ada ciri spesifik yang dilihat, misalnya muculnya keropeng atau borok di kulit, jika tidak diobati bisa menular ke bagian tubuh lain.
"Keropeng atau borok di kulit itu seperti huruf U (cekung). Segera berobat. Nanti di puskesmas atau di rumah sakit akan diambil sampel darah untuk memastikan darahnya tertular antraks atau tidak. Yang penting gaya hidup bersih pada ternak dan manusia. Dan Jangan sampai ternak yang sakit dan mati itu dimakan," ujar Slamet.
Belum lama ini kasus antraks yang menyerang hewan ternak ditemukan di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Merespons temuan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan 25 ribu dosis vaksin antraks untuk ternak, yang berada di wilayah perbatasan dengan DIY.
BACA JUGA:Pengantin Wanita Hilang Sehari Setelah Menikah, 10 Hari Belum Ditemukan
BACA JUGA:Kecelakaan Tunggal Mobil Colt Diesel Terbalik, Gara-gara Hindari Penyeberang Jalan