INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID – Sempat anjlok, harga Rajungan kini mulai membaik. Nelayan di pesisir pantura Kecamatan Patrol semangat kembali melaut.
Kondisi mereka sebelumnya tepuruk. Gegara dirundung persoalan belum stabilnya harga dan lesunya pasar tujuan ekspor selama hampir setahun terakhir.
Kini nelayan tangkap Rajungan di Desa Sukahaji dan Bugel berupaya untuk bangkit.
“Nelayan kami kembali semangat bekerja. Setiap hari 70 sampai seratus perahu, berangkat melaut,” kata Ketua TPI Sukahaji, H Thamrin kepada Radar, Senin (6/2).
BACA JUGA:Waspada Potensi Banjir Rob, Nelayan Pantura Eretan Tetap Melaut
BACA JUGA:Puskesmas Kedokan Bunder Komitmen Tingkatkan Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien
Motivasi para nelayan, lanjut dia, selain lantaran harga Rajungan mulai naik juga faktor cuaca yang perlahan dianggap kembali normal. Setelah hampir dua bulan terakhir terpaksa turun jangkar, terdampak datangnya musim baratan.
Thamrin menyebut, harga Rajungan kini berada di angka Rp40 ribu dari yang semula di harga Rp35 ribu.
Walau diakuinya, harga segitu masih jauh dari harapan. Sebab saat lagi mahal-mahalnya, harga Rajungan bisa tembus Rp100-125 ribu sekilo.
Untungnya, hasil tangkapan nelayan lainnya yakni Udang juga mengalami kenaikan harga. Dari Rp70 ribu sekarang menjadi Rp90 ribu sekilo.
BACA JUGA:Jadwal SIM Keliling Hari Ini Ada di Pasar Patrol. Cek Persyaratannya!
BACA JUGA:Bantu Petani, PT. Waskita Karya Bangun Pintu Air
Ditambah lagi perolehan tangkapan Rajungan maupun Udang, cukup melimpah. Rata-rata perahu nelayan mampu membawa pulang Rajungan dan Udang sekitar 5 sampai 8 kilogram.
“Kalau dirata-ratakan, setiap perahu nelayan bisa dapat 8 kilo Rajungan sama 5 kilo Udang. Lumayan along. Pendapatan bisa Rp150 ribu sampe Rp200 ribu setiap ABK. Cukup melegakan perekonomian nelayan,” jelas dia.
Thamrin mengungkapkan, ditengah upaya nelayan bangkit dari keterperukan, justru muncul persoalan lain. Yakni banyak nelayan yang masih terjerat hutang kepada pihak ketiga. Sehingga, mereka belum bisa mengikuti lelang di TPI.
Pasalnya, hasil tangkapan ikan seluruhnya dijual ke pihak ketiga untuk mencicil pembayaran hutang. “Masih ada kendala, nelayan kami hampir 95 persennya punya sangkutan sama pihak ketiga, sehingga susah masuk TPI,” ungkapnya.
BACA JUGA:Petani Cikedung dan Lelea Sambut Baik Perbaikan Saluran
BACA JUGA:Soal Hubungan Ayu Ting Ting dan Boy William, Ivan Gunawan Malahan Dukung Hingga Kepelaminan
Pihaknya mengaku tak bisa berbuat banyak. Sebab, hutang para nelayan ini jumlahnya cukup besar, mencapai puluhan juta rupiah. Uang tersebut dipergunakan untuk perbaikan perahu, membeli alat tangkap baru maupun mencukupi kebutuhan hidup selama musim paceklik.
“Makanya sekarang nelayan kami semangat melaut. Supaya bisa nafkahi keluarga dan melunasi hutang,” tandasnya.
BACA JUGA:Sule Sedih Tahu Nunung Mengidap Kanker Payudara