INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID – Banjir yang merendam areal persawahan diwilayah barat pantura Kabupaten Indramayu mulai surut. Bukannya tenang, para petani justru tambah waspada.
Pasalnya, pasca banjir serangan hama dan organisme pengganggu tanaman kembali merebak. Hama tikus paling diwaspadai.
Seperti yang dialami para petani di Kecamatan Terisi dan Losarang. Si moncong mulai menyerang sawah-sawah mereka yang baru saja ditanami padi maupun lahan persemaian. “Pasca banjir, serangan hama tikus lebih ganas dari sebelumnya. Parah,” ucap Wowo, petani di Kecamatan Terisi, kemarin.
Hanya dalam semalam, satu petak lahan persemaian miliknya, di rusak tanpa ampun. Padahal sudah dipasang umpan berupa racun tikus dan dipagari plastik. “Racun tikus sudah tidak mempan lagi, dijaga-jaga saban malam masih kebobolan juga,” kata dia.
BACA JUGA:Kang Pendi Motivasi Pemuda Aktif Membangun Desa
Sejatinya, ungkap Wowo, upaya pengendalian hama tikus rutin dilakukan. Sejak dimulainya sosialisasi percepatan musim tanam rendeng. Dengan cara geropyokan masal. Oleh para petani, pamong desa, pemerintah kecamatan, UPTD Pertanian, PPL, BPP, sampai melibatkan anggota TNI dan Polri.
Lahan persemaiannyapun sempat terendam banjir, tapi bisa diselamatkan. Namun, tanaman padi yang baru berusia kurang dari 20 hst tersebut justru kini ludes jadi incaran tikus.
Dia menduga, setelah air surut, tikus kembali ke sawah setelah bersembunyi ditempat tinggi seperti pohon, tanggul sungai, pekarangan rumah warga dan lainnya.
Petani lainnya, Joni mengiyakan. Hama tikus kembali mengganas. Serangan tersebut berpotensi menggangu produksi padi jika tidak segera diatasi.
BACA JUGA:Daihatsu Xenia, Mobil MPV Idaman Keluarga
Iapun bersama para petani lainnya kembali melaksanakan pemburuan hama tikus secara masal. Diharapkan serangan tikus dapat berkurang meskipun tidak semuanya dapat dibasmi. "Untuk pencegahan pemberantasan hama tikus dengan model geropyokan itu cukup efektif," ujarnya.
BACA JUGA:Cara Mengolah Masakan Kelinci Menjadi Empuk