INDRAMAYU-Rencana pemerintah mengimpor garam sebanyak 3,07 juta ton dikeluhkan oleh para petambak garam. Pasalnya, rencana itu langsung membuat harga garam simpanan mereka menjadi turun.
Seperti diungkapkan salah seorang petambak garam di Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Robedi. Ia mengungkapkan, harga garam di tingkat petambak sebelumnya mencapai Rp600/kg. Harga itu disebutnya bertahan sejak Desember 2020.
Robedi mengatakan, biasanya harga garam pada Maret-April akan naik. Tapi sampai sekarang stuck, bahkan sedikit turun sejak beredarnya informasi pemerintah akan impor garam.
“Harga garam kini di kisaran Rp500 sampai Rp 550/kg. Padahal, pada Maret-April, biasanya harga garam diatas Rp 700/kg,” ungkapnya.
Robedi mengaku sengaja menyimpan garam yang diproduksinya pada 2020. Pasalnya, saat itu harga garam rendah, hanya di kisaran Rp 300 per kg. Ia berharap harga garam bisa naik, namun yang terjadi justru turun akibat adanya rencana impor garam.
Robedi menyebutkan, sisa stok garam di wilayah Kecamatan Losarang saat ini ada sekitar 20 ribu ton. Garam tersebut hingga kini belum terjual. “Kami benar-benar sedih dan tak habis pikir. Di saat stok garam petambak masih ada, kok pemerintah malah impor. Harusnya pemerintah bisa menghitung dengan cermat stok yang ada, agar tidak mengecewakan kami,” ujar Robedi.
Robedi juga mengeluhkan, permintaan garam di masa pandemi Covid-19 mengalami penurunan.
Menurutnya, sudah sebulan lebih dirinya tidak mengirimkan garam ke pelanggannya yang ada di Bandung dan Sukabumi. “Garam yang saya kirim digunakan untuk industri pembuatan garam dapur. Tapi katanya stok garam mereka masih banyak, jadi belum minta dikirim lagi,” tutur Robedi.
Robedi berharap, pemerintah bisa menunda impor hingga stok yang ada di petambak habis. Dengan demikian, petambak tidak akan dirugikan. Hal senada diungkapkan petambak lainnya asal Desa Luwunggesik, Kecamatan Krangkeng, Samiun. Dia pun mengaku masih memiliki simpanan garam sebanyak lima ton karena sebelumnya harga garam sangat rendah.
Samiun menyebutkan, harga garam di daerahnya saat ini di kisaran Rp500/kg. Harga itu diakuinya sudah meningkat dibandingkan Desember 2020 yang mencapai Rp450/kg. Namun, ia tetap memilih mempertahankan garamnya, dan berencana akan melepas garam simpanannya jika harganya di kisaran Rp700 sampai Rp800/kg.
Samiun juga sangat menyayangkan rencana kebijakan impor garam yang kerap dilakukan pemerintah. Padahal petani lokal sendiri masih memiliki stok berlimpah. (oet)