Radarindramayu.id, INDRAMAYU – Kenaikan harga BBM yang baru saja ditetapkan pemerintah memang berdampak pada semua sektor. Tak heran kalau penolakan kenaikan harga BBM masih terus berlangsung, meski harga BBM sudah naik.
Pengusaha kerupuk di Kabupaten Indramayu ternyata juga ketar ketir dengan naiknya harga BBM. Karena hal ini biasanya akan berdampak pada kenaikan harga bahan baku kerupuk. Seperti tepung tapioca, gula, ikan dan yang lainnya.
Apalagi sejumlah bahan baku juga didatangkan dari luar daerah, jadi dipastikan akan mengalami kenaikan harga . Seperti bahan baku ikan, 60 persen memang berasal dari Karangsong, Indramayu. Namun 40 persen lainnya ternyata diperoleh dari luar daerah, seperti dari Juana, Pati, Jawa Tengah.
“Kalau dari luar daerah sudah pasti akan naik biaya operasional kendaraannya, dan tentunya akan berpengaruh terhadap harga ikan itu sendiri,” ungkap Dody Setiawan, Manajer Pabrik Kerupuk “Padi Kapas” Indramayu, Rabu, 7 September 2022.
BACA JUGA:Sakit Hati Karena Dibuli, Alasan Tersangka Membunuh Calon Mubalig
Terkait kenaikan harga BBM tersebut, Dody mengatakan kalau pihaknya belum memutuskan untuk menaikan harga jual kerupuk. Ia mengaku akan melihat terlebih dahulu perkembangan dalam waktu tiga bulan ke depan.
“Untuk sementara kita masih bertahan dengan harga lama sambil melihat perkembangan. Kalau memang biaya produksi juga terdampak naik, tentunya kita akan pertimbangkan untuk menaikan harga. Yang pasti untuk saat ini belum,” kata Dody didampingi Taufik, pengurus lainnya.
Dody menambahkan, untuk saat ini produk kerupuk Padi Kapas sebagian besar dipasarkan di sejumlah pasar tradisional di wilayah Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Selain itu juga di beberapa kota besar seperti Bandung, Jakarta, Bogor, Tasikmalaya, dan beberapa kota lainnya.
Produksi kerupuk di Indramayu memang sempat terkena dampak pandemic Covid-19 dalam dua tahun ke belakang. Bahkan pada saat pandemic, produksi kerupuk sempat turun hingga 40 persen. Beruntung saat ini produksi kerupuk kembali normal.
Pabrik kerupuk Padi Kapas yang berlokasi di sentra industry kerupuk Blok Dukuh, Desa Kenanga Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu dalam usahanya juga memberdayakan tenaga kerja lokal.
Dari 110 pekerja pabrik kerupuk Padi Kapas, yang terdiri dari 40 orang pekerja laki-laki dan 70 orang tenaga kerja perempuan, semuanya merupakan warga sekitar.
“Jadi usaha kami ini bukan semata-mata mencari keuntungan, namun juga memberikan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar ini,” tambah Dody.(oet)