Radarindramayu.id, ANJATAN-Harga beras bergerak naik. Seiring dengan itu, penjualan beras mengalami penurunan. Sejumlah pedagang mengaku, omzet mereka anjlok hingga 70 persen.
Seperti dialami Nurjani, pedagang beras di tepi jalan raya Anjatan. Sejak awal bulan lalu, usahanya lagi kembang kempis lantaran sepi pembeli. Bersamaan dengan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT) dari Kementrian Sosial RI.
Sebagaimana diketahui, salah satu komoditas yang digelontorkan adalah beras. “Pas ada bansos, penjualan turun. Harga beras juga lagi naik,” kata dia kepada Radar Indramayu, Rabu (24/8).
Turunnya penjualan, lantaran sebagian masyarakat saat ini memiliki simpanan beras bantuan pemerintah. Kondisi ini ditambah dengan belum maraknya pesta hajatan yang digelar masyarakat. Karena biasanya, selain dari para pelanggan tetap, ramainya pesta hajatan membuat penjualan beras terdongkrak.
BACA JUGA:Profil Kabaintelkam Polri Komjen Pol Ahmad Dopiri, Pimpinan Sidang Kode Etik Ferdy Sambo
Di kiosnya, beras kualitas medium dijual Rp11 ribu/kg dari sebelumnya Rp10 ribu sekilo. Sedangkan beras kualitas premium dikisaran Rp12.000 sekilo.
Sementara kenaikan harga beras dipicu oleh musim panen yang belum merata. Sehingga membuat harga bahan baku yakni gabah menjadi mahal. Saat ini harga gabah kering panen tembus Rp6000 per kilogram.
“Panen masih belum ramai. Harga gabahnya mahal, nyampe enam ratus ribu sekuintal,” sebutnya.
Pedagang beras lainnya, Sarna membenarkan. Bisnis jual beli beras kerap terdampak bansos.
Meski begitu, pihaknya juga para pedagang beras lainnya sangat bersyukur dengan program bansos sembako karena membantu masyarakat di tengah krisis ekonomi. Kebijakan pemerintah yang memberikan bansos sembako di tengah pandemi corona sudah tepat.
BACA JUGA:Tukang Tambal Ban Nyambi Pengepul Togel