Radarindramayu.id, INDRAMAYU – Aksi demo seribuan petani tebu yang mayoritas warga Desa Amis Kecamatan Cikedung, di alun-alun depan Pendopo Kabupaten Indramayu, Rabu (06/07), mendapat perhatian khusus dari Bupati Indramayu, Nina Agustina.
Buktinya, meski sedikit hujan gerimis, Bupati Nina rela datang langsung menemui peserta aksi demo seribuan petani tebu. Bupati juga mendengarkan langsung keluhan dari para petani tebu.
Bupati menilai, aksi demo seribuan petani tebu tersebut merupakan hal yang wajar. Pasalnya, mereka memang benar-benar para petani yang ingin berusaha, untuk mendapatkan penghasilan. Jadi mereka ingin bisa bekerja dengan tenang dan nyaman, tanpa ada gangguan.
“Kami pemkab Indramayu tentu saja mendukung program kemitraan antara petani tebu dengan PG Jatitujuh. Karena melalui kemitraan ini diharapkan para petani bisa lebih sejahtera. Kami berharap ke depan mereka bisa bekerja dengan tenang, tanpa ada gangguan atau pun intimidasi,” ungkap Bupati Nina.
BACA JUGA:Seribuan Petani Tebu Sambangi Pendopo Indramayu
Bupati juga mendukung keinginan para petani tebu, agar pihak keamanan (Polres) bisa menindak tegas, siapapun yang melakukan intimidasi atau tindakan lain yang bisa mengganggu kondusifitas.
Seperti diberitakan sebelumnya, seribuan petani tebu mendatangi Pendopo Kabupaten Indramayu, Rabu (06/07). Dengan membawa aneka poster dan pamflet, massa melakukan longmarch menuju Pendopo Kabupaten Indramayu.
Seribuan petani tebu kemudian berkumpul di alun-alun Indramayu, sambil membentangkan spanduk, poster dan pamphlet bertuliskan tuntutan mereka. Diantaranya “Petani Tebu Butuh Kedamaian”, “Reang Tani Tebu, Lagi Nandur Aja Diganggu”, “Hidup Kemitraan Tebu”, dan yang lainanya.
Demo seribuan petani tebu dari Forum Petani Tebu Kemitraan PG Jatitujuh juga membentangkan spanduk yang isinya memohon perlindungan hukum kepada Kapolres Indramayu. Spanduk bertuliskan, “Kami memohon perlindungan hukum kepada Bapak Kapolres Indramayu, Untuk Mengawal dan Melindungi Aktifitas Kami Petani Tebu di Lahan HGU” terlihat berjejer.
BACA JUGA:Jelang Duel Timnas U-19 vs Thailand. Saatnya Tumbangkan Si Gajah Putih
Para petani tebu pada intinya meminta adanya kenyamanan dalam bertani tebu. Karena selama ini, mereka mengaku sering mendapat intervensi dari orang orang yang tidak jelas, mengatasnamakan LSM maupun kelompok tani tebu lainnya.
Koordinator Umum Petani Tebu Daerah Penyangga PG Jatitujuh, Hales mengatakan program kemitraan petani tebu darah penyangga dengan PG Jatitujuh ini sangat berdampak untuk perekonomian masyarakat.
"Program kemitraan ini agar terus ditingkatkan lagi, mohon dukungan dari Pemkab Indramayu agar kesejahteraan petani tebu di Indramayu dapat meningkat," pinta Kordum Petani tebu desa Penyangga PG Jatitujuh, Hales.
Hales-pun sangat menyayangkan terkait adanya sejumlah oknum dan gerombolan yang melakukan aktivitas melawan hukum seperti merusak tanaman tebu yang sudah ditanam.
"Kondisi tidak kondusif ini akan berdampak bagi kredit yang para petani tebu ambil," tegasnya
Sementara, Kuwu desa Amis, Agus Nur Ahmad meminta Pemkab Indramayu agar dapat menfasilitasi program kemitraan tebu bagi petani.
BACA JUGA:Tim SAR Gabungan Lakukan Penyelaman Cari Remaja Tenggelam di Sungai Cimanis
Di wilayah Desa Amis sekitar 340 hektar sudah tertanam dengan baik. Namun, kata Kuwu Amis, petani tebu sering didatangi oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan LSM.
"Terkait hal ini Petani minta penjelasan terkait legalitas lahan yang digarap oleh petani," jelas Agus Nur Ahmad.
Petani juga, kata Agus, meminta adanya ketegasan dari pihak Polres Indramayu untuk penegakan hukum terkait ada pihak pihak yang mengintimidasi petani dan merusak tanaman tebu.
"Menghadapi masa bajak kedua kami butuh pengawalan," pinta Kuwu Amis.
Di wilayah Amis 1200 hektar yang tertanam 340 hektar. Sekitar ada 70 persen lahan yang garing atau kosong. Mohon pengamanan untuk menjaga kondusifitas.(oet)